Home / Dinamika Aktual / Highlight News / Kabar Kota Kita

Rabu, 14 Juli 2021 - 17:26 WIB

Menanam Gambas. Salah Satu Solusi Bertani Di Masa Pandemi

Dutanusantarafm- Para petani bukan hanya dituntut selalu bekerja keras di sawah, tetapi juga jeli membaca peluang disetiap kesempatan. Menanam dengan tidak hanya menggantungkan satu jenis tanaman salah satu solusi agar pendapatan yang diperolehnya meningkat.

Mencari solusi bertani saat masa pandemi covid 19 adalah hal penting mengingat sektor ekonomi ikut terpuruk dimasa sekarang.
“petani harus pandai melihat peluang, menanam apa kira-kira yang bisa memberikan keuntungan lebih banyak dan gampang pemasarannya” Ucap Petani asal Desa Tatung Kecamatan Balong Rudi Sugiarto.

Rudi yang saat ini menjabat Kades Tatung Balong akhirnya memilih menanam gambas di sawah yang ada disamping rumahnya. Alasannya gambas merupakan sayuran yang banyak dibutuhkan untuk menu makanan sehari-hari. Apalagi permintaan gambas di pasar lokal maupun Jakarta sangat tinggi, bahkan sampai kekurangan stok.
“saat ini petani tidak mampu mensuplay untuk kebutuhan lokal dan Jakarta” ungkapnya.

Untuk menanam gambas ini tidak membutuhkan perawatan terlalu sulit. Selain itu usia tanaman gambas dalam 35 hari sudah bisa petik pertama. Sedangkan masa panen gambas itu sendiri bisa hingga tiga bulan. Artinya dengan sekali tanam masa panennya lumayan agak lama juga.

“Nanamnya tidak lama mas, umur 35 hari sudah bisa mulai dipanen sampai waktu tiga bulan”tuturnya.

Rudi menambahkan yang membuatnya cukup beruntung adalah harga gambas di pasaran saat ini cukup bagus. Harga gambas ditingkat petani usai petik sawah adalah 6 ribu rupiah per kilo gram, sedangkan dipasaran mencapai 7.500 per kilogram. Harga tersebut bisa membuat petani mendapatkan keuntungan sekitar 4 ribu rupiah per kilo gram. Karena dengan harga jual 2 ribu rupiah per kilo gram saja petani sudah bisa balik modal.

Untuk menanam gambas dengan luas satu kotak atau 1.400 meter persegi dibutuhkan dana sekitar 9 juta rupiah. Biaya itu antara lain untuk biaya beli benih, biaya tanam, beli pupuk, perawatan, membeli peralatan, termasuk biaya operasional. Modal yang dikeluarkan itu bisa mulai dikembalikan saat mulai panen petik pertama pada usia tanam sekitar 35 hari tersebut. Saat ini Rudi dalam dua hari sekali bisa panen gambas hingga 3 kwintal setiap panen. Dengan harga gambah 6 ribu rupiah perkilo gram maka dalam 2 hari sekali pendapatan yang didapat 1,8 juta rupiah.

“Alhamdulillah sudah mulai panen dan setiap dua hari sekali ada pendapatan” imbuhya.

Dari menanam gambas ini hasilnya bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tidak terkecuali untuk biaya sekolah anak. Karena saat ini bersamaan dengan dimulainya pendidikan tahun ajaran baru 2021/2022. Sudah barang tentu pada setiap tahun ajaran baru sekolah membutuhkan biaya untuk membeli buku dan lain-lain. Ia menyebut saat ini menanam gambas dinilai lebih menguntungkan karena dari sisi pendapatan tanaman ini lebih cepat dipanen, dan pendapatan rutin bisa diperoleh dari panen yang dilakukanya dua hari sekali.

“Di masa pandemi covid 19 saat menanam padi tidak begitu menguntungkan karena harga gabah yang sangat murah, maka menanam gambas salah satu solusi bagi petani”pungkasnya. (de)

Berita ini 79 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Dinamika Aktual

Didik Subagio Ikut Bersaing Peroleh Rekom Bacalon Bupati Ponorogo dari PKB

Dinamika Aktual

Laka Tabrak dari belakang di Jenangan, Akibatkan Satu Korban Meninggal Dunia

Dinamika Aktual

Hardjo Mislan, Jemaah haji Indonesia tertua asal Ponorogo dapat sambutan khusus setiba di Madinah

Dinamika Aktual

Pungutan Dana Sertifikasi Guru, Dalihnya Demi Peningkatan Kopentensi Spiritual dan Sosial

Dinamika Aktual

Korban Petasan Balon Udara di Desa Muneng Balong Ponorogo Meninggal di Surabaya

Dinamika Aktual

Bupati Sugiri Sancoko Melepas Keberangkatan 620 Jemaah Haji Ponorogo, Ini Pesannya

Dinamika Aktual

Pengendara Motor Tewas, Laka di Plampitan Setono Jenangan

Dinamika Aktual

Petasan Meledak Tengah Malam, 2 Remaja di Jambon Terluka