DUTANUSANTARA FM.COM: Ponorogo –LSM Amarta Ponorogo menyoroti adanya praktek dugaan pungutan liar di SMAN III Ponorogo pada tahun 2024 . Pungutan tersebut diberlakukan pada guru bersertifikasi yang jumlahnya 43 orang . Jumlah pungutannya adalah Rp.200.000 per orang plus 1 orang di pungut Rp. 400.000 . Berdasarkan data dan informasi yang dimiliki oleh LSM Amarta uang hasil pungutan dalihnya digunakan untuk membantu 39 orang guru yang belum bersertifikasi , Namun dari temuan ada sebagian yang di setorkan ke oknum Diknas .
Heru Budiono , Koordinator LSM Amarta Ponorogo kepada dutanusantarafm.com , Rabu ( 15/05/2024) menjelaskan harus ada transparansi dalam mengumpulkan dana dan pemungutan serta penggunaan dana yang telah terkumpul tersebut . Baik , dana dari pungutan para guru bersertifikasi maupun SPP serta dana Bos . Jika tidak ada transparansi maka dunia pendidikan akan rusak seperti sekarang ini . Selain menyoroti soal pungutan dan sertifikasi guru, Heru Budiono uga menyoroti dalam pembangunan Aula sekolah yang awalnya Rp 3 Milyar diduga membengka menjadi 4 milyar .
” Jangan seenaknya saja dalam penggunaan dana baik dana Bos, punutan SPP maupun dana pungutan dari guru yang sudah bersertifikasi ini . Wali murid dan guru lain juga harus tahu. Kalau tidak transparan akan merusak dunia pendidikan . Karena keteladanan tentang anti korupsi itu harus dimulai dari rumah dan lembaga pendidikan . Jika lembaga pendidikan seperti itu bagaimana dengan lulusannya nanti , “terang Heru Budiono, Rabu ( 15/06/2024)
Lebih lanjut Heru Budiono mengungkapkan , seperti dana pembangunan aula sekolah pihaknya memdapatkan informasi bahwa rencana awal anggarannya adalah Rp 3 milyar kemudian membengkak jadi 4 milyar. Dana sebesar itu dari mana? Pihak sekolah harus transparan .
“Kita juga meminta sekolah -sekolah , menghentikan membangun tradisi setor menyetor ke atasan . Itu harus dihilangkan karena membebani wali murid serta pegawai yang berada di tingkat bawah, “terangnya.
Di konfirmasi soal pungutan terhadap 43 guru bersertifikasi , Kepala Sekolah SMAN III Ponorogo Sasmita Pribadi kepada dutanasantarafm.com , Rabu ( 15/05/2024) menjelaskan banwa informasi tersebut tidaka benar. Yang ada adalah sumbangan keiklasan . Para guru yang sudah bersertifikasi dengan kerelaan hati tanpa paksaan tanpa ditentukan besarannya menyumbangkan sebagian rizkinya untuk dibantukan kepada guru honorer dan TU. Hal tersebut untuk meningkatkan kompetensi social dan spiritual para guru.
Sasmita Pribadi juga membantah ketika ditanya apakah , dana tersebut sebagian ada yang di bantukan atau disetorkan kepada oknum atasannya di Diknas.
“ Memang kita itu mengupayakan adanya penyisishan rezeki untuk kepentingan rekan –rekan yang perlu untuk dibantu . Tapi sifatnya tidak memaksa , seiklasnya dan besarannya tidak ada unsusr paksaan . Kita mengutamakan misi kemanuaiaan dan demi peningkatan kopetensi spiritual dan sosial guru saja , “jelas Sasmita Pribadi, Rabu ( 15/05/2024) ketika di konfirmasi dutanusantarafm.com di kantornya . (wid)