Dutanusantarfm.com : Ponorogo – Apresiasi luar biasa pantas di berikan kepada Rudi Antoro (50th) warga Desa Temon Kecamatan Sawoo atas pengabdiannya dalam menyelamatkan lingkungannya dari bencana kerusakna lingkungan . Rudi Antro bersama kelompoknya Insan Peduli Bhayangkaki (IPB_ sejak tahun 2020 hingga 2023 ini getol melkaukan upaya pengijauan terhadap kawasan hutan Bhayangkaki yang dikelilingi puncak Gunung Putri, Gunung Gentong, Gunung Ijo dan Gunung Tupak . Hasilnya dari 50 hektar kawasan yang pada tahun 2019 mengalami kerusakan karena kebakaran , 20 hektar diantarannya telah mampu dihijaukan. Bukan tanpa perjuangan , banyak tantangan di hadapi oleh para pecinta alam Insan Peduli Bhayangkaki ini .
Rudi Antoro mengungkapkan perjuangan untuk menghijaukan kawasan hutan Bhayangkaki , awalnya dilakukan oleh puluhan pemuda yang tergabung dalam karang taruna desa. Namun, seiring waktu dan kesibukan anggita lama-kelamaan peran serta menjadi berkurang . Hanya beberapa anggota saja yang masih konsisten . Rudi mengaku sangat bersyukur karena pemerintah desa memberikan dukungan yang cukup kuat begitu pula dengan pihak Perhutani sehingga dalam kurun waktu 4-5 tahun penghijauan mulai terlihat hasilnya . Pohon –pohon penyimpan air seperti , karet kebo, mahoni, bulu, ipik, jambu klampok, beringin ketinggiannya sudah mencappia 5 meter lebih . Bahkan kawasan Bhayangkaki yang dulunnya bersih dari pepohonan dan sumber mata airnya mengalami kekeringan sekarang sudah pulih kembali .
“Segala yang kita lakukan dibuktikan saja dengan kerja . Masyarakat akan sadar ketika merasakan secara langsung dampaknya seperti kawasan yang menghijau , sumber mata air sudah pulih dan satwa sudah berdatangan, “terang Rudi Antoro.
Sementara itu , Sekdes Pemerintah Desa Temon Kecamatan Sawoo Triyono mengakui keberhasilan konservasi di Kawasan Gunung Bhayangkaki dan sekitarnya berkat keseriusan Karang Taruna Insan Pedul Bhayangkaki (IPB). IPB yang dipimpin oleh Rudi Antoro (50th) saat ini cukup berhasil dalam menghijaukan kembali kawasan hutan seluas 20 hektar dari total keseluruhan 50 hektar. Dampak yang dirasakan oleh warga sekitar adalah pilihnya 10 sumber mata air di 10 titik yang sejak 2019 lalu mengalami kekeringan karena hutan yang gundul akibat bencana kebakaran.
“Keseriusan Rudi Antoro sebagai leader beserta teman- temannya memang luar biasa . Mereka telaten melakukan perawatan termasuk di musim kemarau dengan membawa djirigen dan botol air naik keatas gunung untuk menyiram tanaman. Jika ada tanaman yang mati langsung dilakukan tanam ulang . Bahkan mereka mengeluarkan biaya sendiri untuk membeli bibit yang di butuhkan untuk konservasi ini , “ungkap Triyono . Sekertaris Desa Temon saat memandu tim ekspedisi dari Dutanusantarafm.com, Minggu (03/03/2024) (wid)