DUTANUSANTARAFM.COM : Madiun- Diruh -ruhi atau dikenalkan dengan budaya kendurian kolaborasi dengan sejumlah kesenian seperti melukis mural dan teather monolog warga Desa Mojorejo Kecamatan Kebobsari Kabupaten Madiun merasa shock atau kaget. Pasalnya, kesenian tersebut bagi warga desa masih asing dan jarang melihat sehingga menarik minat generasi muda untuk datang melihatnya . Malam puncak “Diruh-ruhi Kenduri Seni Mojorejo “digelar di Balaidesa Mojorejo, Kec. Kebonsari, Madiun, penuh gempita bertabur hiburan, Sabtu malam (09/9/2023)
Acara yang prakarsai Pemdes Mojorejo bersama Komunitas Seni Kongan ini begitu semarak karan melibatkan banyak seniman-seninam muda berbakat . Berbagai kalangan masyarakat mulai dari anak-anak, pemuda hingga orang tua antusias menyaksikan acara yang di gelar perdana ini. Mengusung konsep pesta rakyat dengan panggung yang dihias kain batik dan ditata dengan sangat apik, membuat penonton yang melihat puas dengan visualisasi penampilan dari para seniman yang mengisi acara itu.
Acara dibuka dengan penampilan spektakuler dari Drumband Mi An-Najihah Babussalam dilanjut dengan Tari Tradisi dari siswi MI An-Najihah Babussalam yang membuat para penonton bersorak riuh malam itu. Penampilan yang menarik lainnya yakni ada pencak seni tim yang luar biasa lincah membuat gerakan pencak silat semakin asyik. Ada juga penampilan puisi yang begitu dramatis dan puitis, setelah itu dilanjut dengan penampilan Monolog Agra yang begitu magis dan mendebarkan dengan tema anti korupsi. ada juga tari Jathilan dan Tari Niru Salju Banyuwangi yang dilakukan oleh penari cilik siswi MI An-Najihah Babussalam yang begitu energik dan percaya diri tampil didepan public. Penampilan lainnya ada Wayang bertema anti korupsi yang diisi oleh dalang muda dan berbakat yakni Muhammad Tegar Harileo. Ditutup dengan penampilan menggelitik dari Sanggar Buana dengan musikalisasi puisi yang bertema korupsi.
Para pemuda Mojorejo ikut berpartisipasi agar acara ini berjalan dengan lancar. Tak hanya penampilan dari para seniman saja tapi acara ini juga dimeriahkan dengan adanya stand UMKM masyarakat setempat dan para pedagang yang memenuhi sepanjang jalan desa Mojorejo. Berbagai kudapan yang memanjakan lidah para pengunjung acara kenduri seni, dari mulai kue putu, kebab, pentol, martabak, gorengan, dimsum dan masih banyak yang lain.
Ketua acara Kenduri Seni Mojorejo Sapta Rahita menyampaikan harapan dari acara ini bisa mengkampanyekan terkait isu-isu anti korupsi dan isu intoleran kepada masyarakat Mojorejo. Melalui seni mural yang dibuat begitu satir dan gambar tikus memegang uang yang dianalogikan dengan korupsi.
“Tujuan dari acara ini adalah nguri-nguri budoyo lebih ke mengkampanyekan terkait isu-isu anti korupsi dan isu intoleran”. Terangnya.
Kepala Desa Mojorejo Wahib menyampaikan juga terkait adanya Kenduri Seni Mojorejo setidaknya bisa memberikan edukasi terhadap masyarakat tentang tolak suap melalui karya seni mural dan karya seni yang lain. Diharapkan kedepannya para anak muda bisa memahami dan tidak lupa dengan kesenian daerah.
“Alhamdulillah antusiasme para warga sangat meriah dan diharapkan nantinya akan banyak acara seni yang lain, tidak hanya menghibur saja tapi juga bisa mengedukasi masyarakat. Kami juga ingin menyampaikan pesan-pesan secara tersirat melalui acara ini. Bahwasannya edukasi-edukasi terkait seni mural yang mengangkat isu tolak suap dan penampilan seni daerah. Jadi perlahan kita memberikan edukasi ke masyarakat, kedepannya melalui seni-seni ini generasi muda bisa memahami atau tidak lupa dengan kesenian daerah, ” jelasnya . (rn)
