Home / Dinamika Aktual / Highlight News / Kabar Kota Kita

Senin, 25 Januari 2021 - 19:08 WIB

Tumpang Tindih Proyek Jembatan, Satu Titik 2 Rekanan

Proyek pembangunan jembatan di Desa Mojopitu,   Kecamatan Slahung, dan Bedi Kulon Bungkal viral karean di bangun oleh 2 rekanan

Proyek pembangunan jembatan di Desa Mojopitu, Kecamatan Slahung, dan Bedi Kulon Bungkal viral karean di bangun oleh 2 rekanan

DUTANUSANTARAFM.COM : Kecurigaan dugaan penyelewengan, tumpang tidih proyek hingga manipulasi proyek oleh masyarakat atas  pelaksanaan  pembangunan sejumlah proyek jembatan sistem penunjukan langsung (PL)  bernilai 200 juta terus bergulir.  Proyek proyek pembangunan jembatan senilai 200 juta  sepeprti di Desa Pandak kecamatan Balong , desa Grogol kecamatan Sawoo , di kecamatan Sambit dan sekarang ini kembali menyeruak kecurigaan tidak beresan  pemerintah dalam  proyek pembangunan jembatan    yang menghubungkan Desa Bedi Kulon, Kecamatan Bungkal dengan Desa Mojopitu, Kecamatan Slahung Ponorogo. Dugaan penyelewengan muncul di masyarakata  ketika satu proyek jembatan sederhana terpasang  2 papan nama proyek dengan nilai masing-masing Rp199.382.000,-.

Di lokasi jembatan tersebut 1 papan nama proyek berada di sisi barat sungai masuk Desa Mojopitu,   Kecamatan Slahung, sedangkan 1 papan nama proyek lagi berada di sisi timur sungai masuk Desa Bedi Kulon, Kecamatan Bungkal. Dalam papan nama proyek tersebut disisi barat tertera pengerjaan landhope jembatan Bogem Sungai Pelem, sedangkan disisi timur tertulis pembangunan landhope jembatan sungai Pelemgede.

Joko , warga  Desa Mojo Pitu kecamatan Slahung  yang  kebetulan melintas kepada awak media menyatakan dirinnya resah , curiga, dan geram dengan proyek pembangunan jembatan tahun 2020 itu.  Karena dirinya harus berputar sejauh 3 sampai 4 kilometer karean jembatannya yang tidak tuntas  padahal di banguan dari 2 desa  dan oleh 2 rekanan .Sementara untuk bisa melintas, masyarakat membangun jembatan darurat  dengan bahan bambu( sesek).

“Resah mas, dulu waktu masih jembatan lama sebenarnya masih lancar, mobil bisa lewat. Sekarang mobil tidak bisa lewat, sepeda motorpun harus bergantian,”ucap Joko, warga Mojopitu.

Di informasikan sebelumnya sempat viral pembangunan jembatan yang belum selesai dengan nilai anggaran yang sama hampir mencapai Rp 200 juta, masing-masing berbeda, seperti jembatan yang menghubungkan Desa Bulak dan Desa Pandak Kecamatan Balong pembangunan  yang hanay pondasi saja. Akhirnya jembatan  berubah menjadi jembatan sesek  dengan akses tranportasi lebih terbatas dibandingkan dengan jembatan sebelumnya. Selain itu  pembangunan jembatan  Desa Grogol, Kecamatan Sawoo  nasibnya juga sama  hanya selesai separo dari sisi landhope saja.

“Kalau kita bawa mobil, harus berputar sejauh 3 sampai 4 kilometer mas,”terang Joko. (wid)

Berita ini 10 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Dinamika Aktual

Begal Payudara Beraksi di Jenangan, Korban Terjatuh luka babras

Dinamika Aktual

Brigade Alsintan , Siap Cek Info Kelangkaan Alsintan Yang Sebabkan Petani Kesulitan Panen Padi

Dinamika Aktual

Penjualan Janur Ketupat di Pasar Legi Ponorogo Merosot Gegara Kwang Wung

Dinamika Aktual

Sewa Combine Tembus Rp. 700 Ribu , Petani Njleput Antara Biaya Panen dan Merosotnya Harga Gabah

Dinamika Aktual

340 Alfaexpress Tersebar di Jalur Mudik, Siap Penuhi Segala Kebutuhan Perjalanan

Dinamika Aktual

Sebuah Toko Kelontong di Tonatan Ludes Terbakar, Diduga Korsleting Listrik

Dinamika Aktual

Dua Bocah TK di Sukorejo Ditemukan Meninggal di Sungai

Dinamika Aktual

Ramadan Sampah Produksi Rumah Tangga di Ponorogo Naik 10 Persen