DUTANUSANTARAFM.COM : Ponorogo – Menteri Percepatan Pembangunan Nasional (PPN) sekaligus Kepala Bappenas , Suharso Manoarfa melakukan kunjungan kerja di Ponorogo , Senin (18/10/2021). Kunjungan pertamanya di Ponorogo, meninjau percepatan vaksinasi di Desa Winong Kecamatan Jetis . Pada kegiatan vaksinasi tersebut ada 1500 dosis vaksin dosis pertama bantuan dari Badan Inteligen Negara (BIN). Namun dalam program vaksinasi masyarakat yang mendaftar hanya 1000 orang saja sehingga 500 dosis vaksin digunakan untuk berjaga –jaga. Dalam kunjungan kerjanya tersebut , Suharso Manoarfa juga meninjau proses vaksinasi door to door kepada masyarakat. Dan menemukan sejumlah fakta di lapangan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak mau di vaksin karena belum tahu vaksin itu apa, dapatnya dari mana dan tempatnya di mana.
“Dari kegiatan melihat langsung vaksinasi door to door ini diketahui bahwa masih diperlukan sosialisasi lagi kepada masyarakat terkait vaksin. Karena ternyata masih ada warga yang tidak tahu vaksin itu apa , tidak tahu bagaimana mendapatkan vaksin, tempatnya vaksinasi di mana bahkan belum tahu untuk apa gunanya vaksinasi sehingga menolak untuk di vaksinasi “ungkap menteri PPN/ Bappenas Suharso Manoarfa , Senin ( 18/10/2021) usai melihat vaksinasi jemput bola ke rumah-rumah, mengetuk rumah warga yang mau di vaksin dan berdialog dengan warga.
Suharso Manoarfa juga menjelaskan program vaksinasi door to door untuk masyarakat harus dilakukan dalam rangka untuk percepatan capaian target vaksinasi. Karena ternyata ada masyarakat tertentu karena keterbatasan ekonomi dan keterbatasan fisik sehingga menyebabkan keterbatasan akses informasi bahkan akses transportasi untuk melakukan vaksinasi. Sehingga kedepan , pemerintah desa bisa mengkoordinasikan layanan vaksinasi door to door bagi warga yang seperti itu.
Di informasikan oleh Suharso Manoarfa , saat pemerintah sampai akhir tahun 2021 mentargetkan vaksinasi dosis pertama mencapai 100 % dari jumlah sasaran 20 juta penduduk. Dan target capaian dosis ke 2 diharapkan mencapai angka 60-70 % pada bulan November 2021. Desember sudah terkejar secara tuntas 100 %. Sehingga target capaian dosis pertama dan ke 2 akan tuntas pada tahun 2022.
“Berdasarkan kunjungan ke berbagai daerah saya menemukan antusiasmenya tinggi namun terkendala beberapa hal seperti cara membawa vaksin, karena ada beberapa vaksin yang perlu perlakuan khusus seperti Pfizer dan Moderna , “ terang Suharso Manorafa.
Sementara itu, Marsma TNI Rudy Iskandar kabin Jawa Timur menyampaikan BIN membantu menyediakan 1500 dosis vaksin pertama dan dosis ke 2. Sehingga ada 3000 dosis vaksin yang di bantukan untuk Ponorogo saat ini. Namun karena masyarakat yang terdaftar baru 1000 , maka candangannya 500 dosis. Bantuan ini diberikan dalam rangka membantu dan bergotong royong untuk percepatan penyebaran vaksinasi termasuk dengan menempuh cara door to door.
“Door to door untuk memberikan pelayanan pada masyarakat yang memiliki keterbatasan. Seperti ada yang tidak mau di vaksin dengan alasan takut maka tetap harus dilakukan pendekatan. Termasuk pendekatan kepada masyarakat bahwa meski sudah vaksinasi penting untuk tetap protokol kesehatan,”kata Marsma TNI Rudy Iskandar .
Misman ( 80 tahun) Warga Dusun Winong Kidul Desa Winong Kecamatan Jetis yang di kunjungi Suharso Manoarfa bersama Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko sempat menolak untuk dilakukan vaksinasi. Dengan alasan sudah tua , jarang keluar , tidak bisa jalan jauh dan ternyata tidak tahu vaksin itu apa. Namun ketika menteri Percepatan Pembangunan Nasional / Bappenas Suharso Manoarfa , Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan perangkat desa menjelaskan akhirnya kakek yang sempat berkacang pinggang ketika mau di vaksin ini akhirnya mau di vaksin. Lebih lucu lagi, sang kakek yang mengaku sudah melalui zaman penjajahan Belanda hingga Gestok ini tidak mau untuk di vaksin di lengan. Dia meminta vaksinnya disuntikkan lewat pantat.
“Nyuwun kulo (minta saya red.) disuntik di bokong (pantat) tapi gak boleh suntiknya di lengan, “terang Kakek Misman yang kepada menteri Suharso Manoarfa sempat berkelakar minta uang sekarung.
Kakek yang hidup sendirian di rumahnya yang sederhana itu mengaku mendapatkan vaksin dengan didatangi sebagai berkah atau rezeki yang datang begitu saja, Karena untuk vaksinasi dirinya tidak tahu dan bagaimana mendapatkannya. Kondisinya yang sudah tua tidak bisa untuk berjalan jauh.
“Ya oleh vaksin teko dewe nang omah jenenge rezeki. Mugo mugo kabeh penyakit iso ilang oleh vaksin . Keju –keju ilang, iso turu, “kata Misman kepada dutanusantarafm.com , Senin (18/10/2021) dirumah sederhananya yang hanya berisi seperangkat kursi tua.
Misman yang mengalami masa perang penjajahan Belanda, Gestok PKI dan sekarang hidup sedirian dirumah sederhana tersebut sangat senang ketika habis vaksin diberikan sembako dan uang oleh Menteri Suharso Manoarfa. Dengan sumringah menyampaikan dirinya tidak takut di vaksin, semoga dengan di vaksin ini segala penyakit lainnya menghilang.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang mendampingi kunjungan kerja Menteri Percepatan Pembangunan Nasional (PPN) Suharso Manoarfa menyampaikan pihaknya setelah ini akan melakukan koordinasi dengan satgas covid kabupaten untuk melakukan koordinasi menggerakkan desa dalam sosialisasi vaksinasi terhadap masyarakat rentan. Seperti kasus Misman ini, vaksinasi hanya bisa dilakukan dengan cara door to door . Dan agar lebih cepat harus melibatkan pemerintah desa.
“Dari kasus pak Misman ini kita jadi tahu, ada masyarakat rentan karena kondisi ekonomi yang di bawah garis sejahtera dan usianya sudah 80 tahun maka tidak bisa melakukan vaksinasi sendiri . Mau vaksin tidak tahu informasi, mau daftar on line tidak bisa dan jika mau berangkat vaksin tidak ada yang mengantar. Maka caranya ya harus dilakukan door to door ini , “ungkap Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko. (wid)