Home / Highlight News / Kabar Kota Kita

Selasa, 19 November 2024 - 17:33 WIB

Apel Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi 2024: Kabupaten Ponorogo Perkuat Mitigasi dan Kolaborasi

Dutanusantara– Pemerintah Kabupaten Ponorogo menggelar Apel Gelar Pasukan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi bertempat di Alun-Alun Ponorogo pada Selasa (19/11/2024). Acara ini dihadiri oleh Dandim 0802 Ponorogo, Kapolres Ponorogo, Ketua Pengadilan Negeri Ponorogo, Kepala Kejaksaan Negeri Ponorogo, Sekretaris Daerah Kabupaten Ponorogo, Kalak BPBD, Kepala dinas, Camat, Danramil dan Kapolsek, KKPH Madiun, KKPH Lawu, PMI, Basarnas, FPRB, serta para relawan bencana.

Dalam pembacaan sambutan Bupati Ponorogo, oleh Dandim 0802 letkol Dwi Soerjono, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektoral dalam menghadapi bencana hidrometeorologi yang menjadi ancaman tahunan di wilayah Ponorogi. Ia juga mengajak semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan serta memperkuat koordinasi demi mengurangi dampak bencana terhadap masyarakat.

Prediksi Cuaca dan Potensi Bencana 2024/2025
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Klimatologi Jawa Timur, dalam publikasi Nomor 303 pada September 2024, menyebutkan bahwa musim hujan di Ponorogo telah dimulai pada Oktober 2024. Puncak musim diprediksi terjadi pada November 2024 dengan curah hujan 1.500-2.000 mm, kecuali wilayah timur yang akan mencapai puncak pada Desember dengan curah hujan lebih tinggi, yakni 2.000-2.500 mm.

Ponorogo juga menghadapi risiko bencana lain seperti angin kencang, puting beliung, kekeringan, dan tanah longsor. Dalam 10 bulan terakhir, tercatat:
Kekeringan di 19 desa di 7 kecamatan (Slahung, Pulung, Bungkal, Sawo, Sooko, Sampung, dan Jambon), yang berdampak pada 1.316 kepala keluarga (3.690 jiwa). Angin kencang dan puting beliung, dengan 40 kejadian yang merusak 36 rumah. Wilayah paling terdampak meliputi Kecamatan Ponorogo, Sawo, Sukorejo, Sambit, Mlarak, Kauman, Jenangan, Ngebel, dan Babadan.

Tanah longsor sebanyak 32 kejadian yang merusak properti milik 29 kepala keluarga, terutama di wilayah timur dan selatan Ponorogo.

*Upaya Pemerintah*
Pemerintah Kabupaten Ponorogo, melalui BPBD dan didukung oleh TNI, Polri, Basarnas, Perhutani, serta kelompok relawan, terus berupaya melakukan pencegahan dan penanggulangan bencana. Langkah-langkah yang diambil meliputi:
1. Melarang penambangan batu di daerah curam untuk mengurangi risiko longsor.
2. Melarang pembuangan sampah ke sungai demi mencegah banjir.
3. Mengimbau masyarakat untuk tidak berteduh di bawah pohon saat angin kencang untuk menghindari risiko tertimpa pohon tumbang.

Bupati menegaskan bahwa urusan bencana adalah tanggung jawab bersama.

“Bencana memang tidak bisa ditolak, tetapi dengan teknologi dan ilmu pengetahuan, kita dapat memperkirakan dan mempersiapkan diri. Mari bersama-sama mengurangi risiko dan meningkatkan kewaspadaan,” tuturnya.

Apel ini diakhiri dengan demonstrasi kesiapan alat dan personel oleh tim gabungan sebagai simbol komitmen untuk melindungi masyarakat dari ancaman bencana hidrometeorologi. (de)

Share :

Baca Juga

Highlight News

Partisipasi pemilih Pilkada Ponorogo 2024 capai 75 persen, sedikit di atas Pilgub Jatim

Highlight News

Diduga tertimpa batu, warga Ngebel ditemukan meninggal di hutan Semampir

Highlight News

Rekapitulasi di 21 kecamatan rampung, KPU Ponorogo jadwalkan rekapitulasi kabupaten 3 Desember 2024

Highlight News

Seorang ayah di Ponorogo jadi korban pembunuhan diduga oleh anaknya sendiri

Highlight News

Kandang tumpukan kayu di Desa Gandu Mlarak ludes terbakar

Highlight News

Kejari Ponorogo Musnahkan BB 56 Perkara Pidana. Dominasi Narkotika dan Psikotropika

Highlight News

KPU Ponorogo Musnahkan Logistik Pilkada 2024 Rusak dan Tidak Digunakan

Highlight News

Effort Kepala Desa Temon di Bidang Lingkungan Hidup Patut di Apresiasi