DUTANUSANTARFM.COM : Ponorogo – Nasib petani yang menggarap ratusan hektar lahan pertanian langganan banjir di Kabupaten Ponorogo di pastikan akan terus ngenes setiap tahun. Pasalnya meski sudah jelas setiap tahun mereka masuk dalam kawasan lahan pertanian langganan banjir namun Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo belum menemukan solusi jangka panjang. Solusi saat ini hanya solusi jangka pendek yaitu pemberian bantuan lewat program Asuransi Untuk Tanaman Padi (AUTP) dan Cadangan Benih Daerah (CBD)). Sementara untuk program bagaimana mengurangi luasan kawasan tanaman padi yang terendam belum ada. Contoh kasus terendamnya tanaman padi di Desa Sendang Kecamatan Jambon seluas 250 H serta di desa tetangganya seperti Purworejo, Bringinan, Sedarat dan Tatung . Ke empat desa tersebut bukannya semakin berkurang namun dampak luasan padi yang terendam banjir semakin meluas. Menurut petani , kasus itu terjadi karena adanya peninggian tanggul di Dam Teropong yang berada di Desa Tatung.Terjadi penyempitan saluran air di Desa Sedarat dari sebelumnya 2 meter lebar dasarnya menjadi 80 , tingginya sebelumnya 2 meter menjadi 1 meter sehingga berdampak aliran air yang tidak lancar . Bahkan kondisi air tenang seperti tidak ada pergeseran arus . Petani ingin kepala desa 4 desa saling berkoordinasi memecahkan masalah ini secara bersama .
Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo ketika dikonfirmasi soal langkah jangka panjang untuk daerah langganan banjir ini mengaku kalau masalah yang disebutkan diatas bukan wewenangnya . Apakah tidak mencoba untuk membangun komunikasi dan berkoordinasi dengan Dinas PUPKP dan BBWS ?
“Kalau dengan Dians PUPKP mungkin bisa kita komunikasi namun kalau BBWS paling pas FGD kita sampaikan masalah dan data tersebut, “terang Masun.(wid)