Dutanusantara-Anak beresiko terserang
Tuberkulosis (TBC). Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini akan mudah menular jika kondisi tubuh anak lemah,
Bakteri tersebut biasanya menyerang paru-paru, namun tidak jarang pula bakteri dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya. TBC pun salah satu penyakit yang harus diwaspadai, utamanya pada anak. Jika ditemukan kasus TBC maka harus dilakukan pengobatan sampai sembuh, sekitar enam bulan.
Kabid pemberantasan dan pencegahan penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Ponorogo Anik Setyarini mengatakan kasus TBC di Kabupaten Ponorogo naik turun.
” Tahun 2022 sebanyak 1.394 kasus TBC, tahun 2023 sebanyak 1.514 kasus, dan sampai Maret 2024 sebanyak 312 kasus.” terangnya.
Ia menjelaskan data kasus TBC di Ponorogo itu tidak terkecuali pada anak. Dimana kasus TBC pada anak pada tahun 2022 cukup tinggi yaitu sebanyak 322 anak. Untuk tahun 2023 turun menjadi sebanyak 285 anak.
“Sedangkan pada tahun 2024 sebanyak 57 kasus TBC pada anak dari total 312 kasus TBC. Angka ini menunjukkan kasus TBC pada anak lumayan banyak. Harus dilakukan langkah pencegahan secara serius bersama-sama” imbuhnya.
Pada momen hari TBC sedunia pada 24 Maret maka Anikpun mengingatkan bahwa salah satu kunci pencegahan penularan TBC adalah mewujudkan perilaku hidup bersih dan lingkungan sehat. Jika lingkungan tidak sehat maka akan jadi tempat berkembangnya bakteri disitu. Bakteri lebih mudah menular, jika kondisi tubuh lemah.
Seiring pesan Who pada hari TBC sedunia, maka gerakan indonesia akhiri TBC terus digencarkan. Dinas Kesehatan Ponorogo melalui ratusan ribu kadernya akan terus bekerja, jika ditemukan kasus TBC diharapkan bisa segera tertangani. Dengan begitu bisa segera disembuhkan, tidak semakin berat.
” Pemerintah memberikan pelayanan pengobatan gratis sampai sembuh. Jika menderita batuk tidak kunjung sembuh maka harus segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan” tukasnya. (de)