DUTANUSANTARAFM.COM : Ponorogo – Koordinator LSM 45 Muh. Yani mendatangai DPRD Ponorogo dan bertemu dengan sejumlah Anggota DPRD termasuk wakil Ketua DPRD Ponorogo Agus Dwi Prayitno. Muh. Yani mendorong sekaligus mendukung keputusan para anggota DPRD Ponorogo yang menyatakan menolak rencana utang 100 Miliar pemkab Ponorogo pada tahun anggaran 2023 ini . Pasalnya , utang tersebut sangat membebani APBD Ponorogo 2023 dan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemkab Ponorogo paska tidak terserapnya sejumlah anggaran DAK tahun 2022.
“Bagaimana kita percaya kinerjanya bagus wong anggaran DAK dari pemerintah pusat yang cuma -cuma , tanpa harus utang dan tanpa harus bayar bunga saja tidak mampu menyerap, Kok malah utang . Selaian itu , kita juga sudah punya beban hutang besar pada PT. SMI untuk dana PEN , Jangan-jangan utang hanya untuk sekedar mengumpulkan fee aja. Sehingga dewan harus menolak rencana utang lagi 100 miliar itu , “ungkap Muh. Yani, Kamis ( 05/01/2023)
Sementara itu Dwi Agus Prayitno usai menerima kedatangan Muh. Yani di ruangannya menyampaiakn pihaknya sebagai akil ketua DPRd maupun sebagai anggota Fraksi PKB telah menyampaikan penolakan, penolakan selain disampaikan melalui rapat paripurna pandangan umum fraksi juga disampaikan ke awak media dalam berbagai wawancara.
Ada 15 rekomendasi pertama DAK pengalaman kemarin tidak bisa diserap padahal itu anggran yang cuma -cuma yang diberikan pusat tidak pinjam dan tidak ada bunganya. Ketika pendapat pansus , kita merekomendasikan agar pada tahun 2023 pekerjaan- pekerjaan dimulai lebih awal. Akan memprihatinkan jika anggaan yang ada saja tidak mampu diserap tapi malah mau menambah utang 100 miliar . Rencana pinjam pada tahun 2023 berpotensi membebani APBD berikutnya .
“Dewan minta pemerintah dalam ini Bupati Sugiri Sancoko lebih baik melakukan komunikasi dan advokasi dengan pemerintah provinsi dan pusat agar mendapat tambahan transfer dana sehingga tidak perlu hutang. Membangun komunikasi dengan propinsi dan pusat untuk mendapatkan tambahan anggaran punya nilai lebih sebagai prestasi. tapi kalau nambah utang itu bukan prestasi, “terang Dwi Agus Prayitno, kemarin. (wid)