DUTANUSANTARAFM.COM : Pemulihan ekonomi akibat dampak dari krisis kesehatan pandemi Covid-19 terus dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Ponorogo di bawah kepemimpinan Bupati Sugiri Sancoko. Salah satunya dengan menghidupkan kembali pasar krempyeng di desa- desa yang sempat mati karena pandemic covid-19. Gerakan menghidupkan kembali pasar krempyeng di pada ramadhan kemarin dengan nama pasar ramadhan . Dari intruksi membuat pasar Ramadhan itu sejumlah pasar kremyeng yang selama ini menjadi habit masyarakat desa tumbuh kembali dan menjadi salah satu pendongkrak kehidupan ekonomi desa. Salah satunya Pasar Krempyeng Banthengan Desa Mojorejo Kecamatan Jetis yang diresmikan Bupati Sugiri Sancoko, Kamis ( 09/12/2021).
“Pasar krempyeng ini lebih hidup dari pada pasar modern dan pasar dalam bentuk ruko-ruko. Karena sesuai dengan habit / kebiasaan masyarakat sebelumnya maka ini harus terus di kembangkan. Ini bisa menjadi inisiator pemulihan ekonomi di desa –desa di Ponorogo . Karean sejatinnya ya sepeprti inilah perekonomian masyarakat Ponorogo itu, “kata Bupati Sugiri Sancoko.
Kang Giri menjelaskan , karakter pasar krempyeng cocok dengan budaya masyarakat Ponorogo yang gak senang ribet. Diantarannya tidak perlu menyiapkan lahan parkir, tidak perlu petugas pengamanan, tidak perlu sewa lapak dan tidak perlu petugas kebersihan. Semua dijaga dan dibangun secara gotong royong.
“ Nek pasar modern atau ruko itu , ruwet parkire, ruwe munggahe sehingga masyarat kita kurang suka . Maka, kita mainkan pasar krempyeng ini agar pemulihan ekonominya cepat , “terang kang Giri.
Hermanto , Kepala Desa Mojorejo Kecamatan Jetis menyampaikan Pasar Krempyeng Bantengan ini dulunya sangat kecil dan seadanya . Kemudian mulai pembangunan pasar krempyeng tahun anggaran 2021 ini dibangun tapi secara gotong royong. Bagian bawah seperti lantai dan paving di danai oleh desa sedangkan atapnya didanai oleh masyarakat yang berjaulan secara gotong royong. Tidak ada yang berubah secara konsep hanya lebih tertata dan bersih saja.
“Sekarang pedagagnya ada 86 orang , sejak di buka sudah rame luar biasa sehingga mampu menghidupkan ekonomi warga saya yang terdampak pandemic covid-19, “kata Harmanto.
Hermanto juga tidak menerapkan restribusi kepada warganya yang berdagang tersebut, baginya sebagai pengayom masyarakat pemulihan ekonomi warganya yang terjepit karena bencana covid-19 lebih penting dari retribusi. Bahkan, upaya pemulihan ekonomi warganya terus diupayakan dengan membuat pasar krempyeng baru dengan pembangunan taman desa.
“Taman desa juga sudah dibangun dan ekonomi disana mulai tumbuh. Ada puluhan pedagang yang sudah berjualan di pinggir taman tersebut. Ketika saya tanya –tanya mereka berapa penghasilannya dalam satu hari , kata mereka setiap hari bisa membawa pulang penghasilan Rp.150.000-300.000 , “terang Hermanto.
Siami warga Desa Karang Gebang kecamatan Jetismengaku selalu datang berbelanja ke pasar Krempyeng Banthengan Desa Mojorejo khusus untuk membeli manon . Manon adalah sejenis tumbuhan yang di keringkan bentuknya seperti lidi yang di gunakan untuk membuat anyaman caping. 1 ikat manon harganya Rp. 25 ribu bisa digunakan untuk membuat anyamam 22 buah caping .
“ Pekerjaan saya pembuat ayaman caping bahan bakunya Manon . Manon ini hanya bisa saya dapatkan di pasar krempyeng sini, cari ditempat lain tidak ada . Paling kalo ada ya jauh di Trenggalek sana belinya, “kata Siami.
Hal senada juga disampaikan Manijah pedagang pasar Krempyeng Banthengan yang mengaku sudah 10 tahun berjualan mracang . Manijah menceritakan selama 3 tahun pandemi covid-19 baru tahun 2021 ini ekonominya berangsur-angsur pulih. Saat pasar Krempyeng tempatnya berjualan di buka kembali dan dibangun lebih rapi dan lebih bersih. Banyak pembeli yang datang sehingga pasar lebih ramai.
“Saya sangat terbantu dengan pasar krempyeng ini. Kalau dulu wis puasa beneran tidak ada penghasilan sama sekali tapi sekarang ekonomi keluarga sudah mulai pulih, “ungkap Manijah, yang berjualan bawang merah, bawang putih dan cabai .
Diketahui, dari pantauan Dutanusantarafm.com di Pasar Krempyeng Bantengan Desa Mojorejo Kecamatan Jetis , Kamis (09/12/2021) yang di bangun diatas lahan milik desa seluas 506 meter persegi, dengan lebar 11 M dan panjang 55 M. Ada 86 lapak dengan ukuran lapak 2 x 3 meter dan semua sudah penuh pedagang serta tempat tunggu belanja yang berada di 3 lajur . Selama ini pasar beroperasi dalam 2 pasaran hitungan Jawa yaitu setiap Legi dan Pon. Namun , karena sekarang semakin ramai para pedagang sudah meminta ijin pada pihak desa untuk berdagang setiap hari. (wid)