DUTANUSANTARAFM.COM : Ponorogo- Johan Budi SP Anggota DPR RI Komisi III memberikan bantuan tandon air dan sembako kepada warga terdampak bencana kekeringan di Desa Wates Kecamatan Slahung, Sabtu ( 16/09/2023). Bantuan tandon air tersebut diserahkan secara langsung ke warga Dususn Joso dan Dusun Bedog sambil melihat secara langsung kondsi masyarakat. Johan Budi SP yang dulunya juru bicara Presiden Joko Widodo mengaku sepanjang perjalanan yang dilihatnya adalah kekeringan. Lahan kering tanpa tanaman apapun Warga hanya makan dari cadangan pangan mereka yang telah disiapkan sebelumnya yaitu gaplek. Warga mengaku kepada Johan Budi kalau hasil panen yaitu ketela pohon tidak dijual sengaja untuk persediaan pangan di musim kemarau ini .
“Kita melihat kondisi masyarakat yang sudah beradaptasi dengan alam. Namun begitu tetap harus di perhatikan . Tadi masyarakat menyampaikan kebutuhan yang mendasar adalah sumur bor da juga listrik. Dan bersama warga sepakat untuk jalan bersama untuk mewujudkannya , “terang Johan Budi. (wid)
Panikem, salah satu warga yang menerima bantuan sembako dan bertemu dengan mantan Juru bicara KPK Johan Budi Sapto Pribowo menjelaskan bahwa dirinya bersama warga lainnya berterima kasih telah mendapatkan bantuan sembako dan tandon air. tandon air akan digunakan untuk menampung air hasil dropping dari BPBD.
” Kita juga menyampaikan untuk dibantu mendapatkan program sumur bor dan juga listrik. Dengan dua hal tersebut harapannya Warga Wates bisa keluar dari bencana kekeringan yang setiap tahun dialaminya. Karena dropping air bersih tidak menyelesaikan masalah yang setiap tahun terjadi , “terangnya .
Di informasikan, bencana kekeringan akibat kemarau panjang dampak dari fenomena alam El nino menyebabkan dua Dusun di Desa Wates Kecamatan Slahung yaitu Dusun Joso dan Dusun Bedog kekurangan air bersih, Kebutuhan air bersih mereka dapatkan dari hasil dropping pemerintah dan juga beli ke pedagang air. Kebutuhan air bersih hanya digunakan untuk memasak , mandi dan mencuci. Ada sesuatu yang dianggap tak lazim dilakukan oleh warga desa namun di lakukan karena kekurangan air bersih ini. Warga desa kalau mencuci pakaian biasannya dilakukan sendiri dirumah untuk penghematan biaya atau uang . Namun dalam kondisi kekeringan mereka malah memilih mencucikan bajunya ke loundry dari pada mencuci sendiri.
Suyadi Kepala Desa Wates Kecamatan Slahung membenarkan perilaku baru warganya tersebut . Terkesan “kemlelet” orang desa kok laundry namun hal itu dilakukan karena biaya mencuci dilaundry lebih murah dari pada mencuci sendiri . Biaya yang di keluarkan untuk mencuci ke laundry sebesar Rp. 20 rib per kg . Sedangkan kalau mencuci sendiri biaya beli airnya 1 tank sebesar Rp 150 ribu.
“ Didaerah kekeringan , hal yang paling mahal adalah biaya beli air bersih. Maka saya tadi menyampaikan kepada pak Johan Budi Sapto Pribowo saat bersilaturahmi dan memberikan bantuan tandon air serta sembako untuk membangtu mengkomunikasikan bantuan listrik , sumur dalam dan konservasi lahan untuk memulihkan sumber air, “terang Suyadi. (wid)