DUTANUSANTARAFM.COM : Madiun- Ajar Putra Dewantara Ketua Cabang Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Madiun menyatakan pandemi covid -19 ini adalah momentum emas untuk menunjukkan kemampuan dan kualitas guru. Kondisi yang tidak normal karena Krisis Kesehatan harusnya menjadikan pribadi guru harus lebih inovasi mengikuti perkembangan zaman. Karena pendidikan itu orientasinya ke adalah ke depan. Jika guru hanya pasrah , berdiam diri saja dan enggan belajar hal baru saat keadaan tidak normal dan menuntut perubahan maka dunia pendidikan terancam kualitasnya. Hal tersebut disampaikan Ajar Putra Dewantara kepada dutanusnatarafm.com , Selasa ( 03/08/2021) menyikapi sejumlah permasalahan yang mulai di keluhkan para orang tua dan di kuak di Medsos .
“Tidak semua guru malas belajar. Karena Kita di dalam organisasi Ikatan Guru Indonesia (IGI) punya jargon , guru harus belajar jika tidak mau belajar silakan berhenti mengajar saja, “tegas Ajar Putra Dewantara.
Menurut Ajar, ujung tombak kemajuan sebuah negara adalah pendidikan, Untuk meningkatkan kualitas pendidikan ini perlu saling kerja sama. Jika seorang guru sudah tidak berorientasi ke depan terus mau jadi apa negara ini ke depan. Maka guru dituntut terus berinovasi dan berkreativitas mengikuti perkembangan zaman dan tidak boleh menyerah pada situasi dan kondisi
“ Soal tuduhan masyarakat banyak guru yang tidur berlindung di tengah pandemi covid-19 . Saya rasa tidak semuanya begitu . Dan itu mungkin oknum saja dan oknum itu tidak mau mengeluarkan potensinya. Bagi teman teman IGI tidak seperti itu, “ terang sosok yang dikenal sebagai aktifis pendidikan ini .
Namun , permasalahan ini juga harus di pecahkan secara gotong royong bekerja sama dengan para orang tua murid dan juga pemerintah. Orang tua harus mengingatkan gurunya jika sang guru dalam pembelajaran misalnya hanya memberikan tugas lewat WA dan You tube tanpa tutorial hasil kreasi gurunnya sendiri. Mengingatkan ini , salah satu cara melaksanakan fungsi kontrol karena guru harus memahami bahwa mereka di gaji dengan uang pajak rakyat.
“Sehingga meski harus bekerja keras untuk belajar aplikasi dan IT terbaru harus dilakukan. Itu adalah tantangan ke depan , inovasi ke depan, kita tidak bisa mengalah dan menyerah dengan teknologi. Kita harus inovatif dan kolaboratif . Jika guru tidak mau belajar apa yang akan terjadi dengan pendidikan kita ke depan. Guru harus setlle dengan jiwa pengabdiannya, “tegas Ajar. (wid)