DUTANUSANTARAFM.COM : Antisipasi genangan air pada tanaman tembakau akibat musim penghujan yang datang lebih awal telah dilakukan oleh petani tembakau di kabupaten Ponorogo sejak awal tanam awal Agustus lalu. Sehingga meski pada Selasa (14/09/2021) saat secara tiba –tiba Ponorogo diguyur hujan deras namun hanya sedikit saja terjadi kasus tanaman tembakau yang mati. Namun para petani tembaku tetap merasa ketar-ketir jika intensitas hujan terjadi setiap hari ,karena kana mengancam kualitas hasil panen tembakau. Karena hujan yang sering akan menyebabkan kualitas tembakau menjadi menurun. Tembakau akan mengalami bercak menghitam sehingga akan menyebabkan harganya juga turun. Selain itu hujan akan menyebabkan petani tembakau kesulitan untuk menjemur tembakau yang sudah dirajang .
Edi Sumiskan (54 th) dukuh Janti Desa Sendang Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo Jatim ketika di konfirmasi , Kamis ( 06/09/2021) menyatakan para petani berharap hujan tidak turun secara terus menerus setiap hari. Meski untuk kepentingan pengairan bisa dilakukan pembuangan melalui got –got yang sudah di buat namun hujan mempengaruhi kualitas daun yang siapa untuk di panen.
“Tembakau saya luasnya sekitar 2 kotak , baru panen 2 kali , la kalau hujan turun lagi maka pada panen berikutnya daunnya bisa jelek yaitu ada bercak hitam sehingga akan menurunkan kualitas dan harga. Selain itu jika tidak ada sinar matahari yang cukup kita juga kesulitan dalam pengolahan paska panenya. Karena pagi di panen malam dirajang kemudian esok harinya harus kita jemur . Kalau tidak ada panas ya memet kita ,,”terang Edy .
Hal senada juga disampaikan, Tunggul Tunggul Swastiko Kasi Produksi Perkebunan, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo . Menurut Tunggul, kekhawatiran petani tembakau saat ini pada kualitas daun. Karena , sekarang petani tembakau mulai masuk musim panen awal. Bagi yang ikut sistem kemitraan mungkin untuk pengeringan bisa menggunakan sistem open tapi bagi petani mandiri harus di jemur . Dan ini butuh sinar matahari yang cukup.
“Selain itu , untuk gagal panen petani tembakau sampai saat ini belum ada ansuransinya. Regulasi ansuransi baru ada untuk petani padi dan peternak,” ungkap Tunggul . (wid)