Dutanusantarafm- Sejumlah rumah warga dan bangunan gedung di Kabupaten Ponorogo mengalami kerusakan akibat bencana gempa bumi yang terjadi pada hari Jum’at (30/6) Sekira Pukul 20.00 WIB. Meski ada sejumlah bangunan rusak, Gempa bumi berskala 6,4 M berpusat di Bantul (DIY) itu tidak menyebabkan korban luka maupun jiwa.
Kepala BPBD Ponorogo Sapto Jatmiko mengemukakan gempa bumi sangat dirasakan warga Ponorogo. Sehingga banyak yang berhamburan keluar rumah untuk mencari lokasi yang aman.
Sesuai informasi awal yang diterima, gempa tersebut berdampak pada kerusakan sejumlah rumah warga dan bangunan gedung disejumlah lokasi.
“Memang benar ada rumah warga yang rusak karena dindingnya roboh, ada yang retak juga. Termasuk keretakan gedung,” terang Sapto.
Adapun rumah warga yang rusak tersebut antara lain milik Eko Setiawan di Dukuh Mirah, Desa Nambangrejo, Kecamatan Sukorejo.
Bangunan yang roboh tersebut adalah untuk menyimpan tenda dan kursi milik RT.
Gempa bumi juga mengakibatkan rumah Dirun yang beralamat di Dukuh Geger, Kelurahan Paju Kecamatan Ponorogo rusak, karena sebagian dinding roboh, dinding bagian ruang tamu, kamar dan ruang keluarga mengalami retak.
“Saat ini penghuni rumah sebanyak tiga jiwa mengungsi dirumah saudara,” imbuhnya.
Sapto juga mengatakan selain di Paju dan Nambangrejo ada tiga rumah warga di Dukuh Ngrancah Desa Gajah Sambit mengalami kerusakan, dimana sebagian dinding ada yang roboh dan retak. Rumah yang mengalami kerusakan di Desa Gajah tersebut adalah milik Rusmin, Kabul, dan Slamet.
Sapto menambahkan selain rumah-rumah warga, gempa tersebut mengakibatkan gedung bangunan kampus UNIDA Gontor mengalami retakan. Untuk mengetahui seperti apa dampak retakan itu masih akan dilakukan penelitian dan kajian. Selain itu gempa Juga menyebabkan plafon masjid di Desa Ringinputih Sampung ambrol, dan dindingnya retak.
Bpbd Ponorogo sampai saat ini masih mengupdate dampak gempa bumi berkoordinasi dengan instansi dan pihak terkait seperti TNI, POLRI, kelompok masyarakat, relawan, pemerintahan desa, kecamatan.
“Kita juga memonitoring daerah rawan bencana melalui radio, WhatsApp Group serta medsos lainnya, pemantauan dan pengamatan informasi melalui website BNPB, BMKG, WRS” jelas Sapto.
Sedangkan terkait bangunan yang roboh, bersama warga, relawan, TNI, Polri, pemerintah desa setempat telah dilakukan kerja bakti pembersihan material. Pembersihan dilakukan melihat situasi dan kondisi di lapangan.
“Untuk kerugian materiil akibat kerusakan bangunan saat ini belum bisa diperkirakan, karena masih dikaji dan dihitung.” tukas Sapto. (de)