Dutanusantara-Kekeringan yang terjadi di wilayah kabupaten Ponorogo sebagai dampak musim kemarau, semakin meluas. Maka sebagai akibatnya semakin bertambah pula warga masyarakat yang membutuhkan bantuan droping air bersih dari pemerintah daerah setempat.
Semakin meluasnya daerah yang mengalami kekeringan tidak lain karena musim penghujan belum juga tiba. Sebagaimana disampaikan Kabid kedaruratan dan logistik BPBD Ponorogo Agung Prasetyo, meluasnya kekeringan tersebut maka semakin banyak desa yang mengajukan bantuan dropping air bersih.
Pada hari Rabu tanggal 16 Oktober 2024 ada dua desa yang mengajukan bantuan droping air bersih ke BPBD Ponorogo.
” Dua desa itu adalah Desa Tumpuk Kecamatan Sawo dan desa Karangan Kecamatan Badegan,” terangnya.
Dengan begitu maka sampai hari ini kata Agung ada 8 Kecamatan pada 25 dukuh di 20 desa yang membutuhkan bantuan dropping air bersih dari BPBD Ponorogo. Agung menyebut sebelumnya ada 7 kecamatan pada 18 desa yang membutuhkan bantuan dropping air bersih dari BPPD Ponorogo.
Dari 20 desa yang membutuhkan bantuan dropping air bersih itu terdapat 1340 KK atau 3325 jiwa yang setiap harinya menggantungkan air bersih bantuan dari BPPD Ponorogo untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Agung memprediksi jika sampai akhir Oktober 2024 ini belum juga turun hujan di kabupaten Ponorogo maka kekeringan akan semakin meluas.
“Maka tidak bisa dipungkiri akan semakin bertambah lagi desa desa di Ponorogo yang mengajukan bantuan dropping air bersih dari pemerintah daerah. Hal itu dikarenakan sumber-sumber air yang ada di sekitar pemukiman warga sudah kering.” Tukasnya. (de)
