Dutanusantara-Potensi kasus kebakaran hutan di wilayah Kabupaten Ponorogo bisa terus bertambah. Pasalnya musim kemarau sesuai prakiraan BMKG akan berlangsung hingga akhir bulan November 2024.
Sejak tanggal 31 Mei 2024 dengan ditetapkan Siaga darurat kekeringan dan bencana kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Ponorogo, sampai 20 September 2024 sudah ada 35 kasus karhutla. Bencana itu tersebar di 11 Kecamatan tepatnya pada 26 desa.
“Adapun luas lahan yang terbakar kurang lebih 92.7 hektar atau 0.12 persen kawasan hutan yang ada. Terdiri kawasan hutan 48.6 ribu hektar dan hutan rakyat 27. 1 ribu hektar ” terang Kalaksa BPBD Ponorogo Masun.
Masun menambahkan upaya pencegahan karhutla melalui sosialisasi kepada warga terus dilakukan. Sosialisasi dilakukan oleh pemerintah daerah melalui BPBD, bekerjasama dengan Perhutani, TNI, Polri, LMDH.
“Selain sosialisasi juga dengan meningkatkan patroli, pemantauan kawasan hutan” imbuhnya.
Upaya pemadaman kebakaran hutan selama ini menemui sejumlah kendala di lapangan. Misalnya kawasan hutan yang terbakar cukup terjal sehingga sulit dijangkau, angin kencang yang membuat api cepat merembet.
Masun menambahkan karhutla tidak boleh dipandang remeh, karena bisa berdampak besar. Misalnya bisa mengancam pemukiman warga, bisa merusak fasilitas umum seperti kabel listrik, pipa air, dan jangka pendek sampai jangka panjang bisa merusak lingkungan.
Masun berharap melalui koordinasi lintas intansi dan sektor yang ada, kasus kebakaran hutan di Kabupaten Ponorogo tidak terus bertambah.
“Jika kasus karhutla tahun 2023 terjadi di 19 kecamatan pada 39 desa dengan kawasan yang terbakar 136.2 hektar, tahun ini diharapkan jauh dibawah tahun kemaren” tukasnya. (de)