Dinamika AktualHighlight NewsKabar Kota Kita
Trending

Tak Hanya Nampani Bantuan, Petani Siap Rubah Mindset “Ayo Repot”.Tapi Dengan Syarat?

DUTANUSANTARAFM.COM: Puluhan Ketua  Gapoktan dari Kecamatan Babadan, Jenangan, Pulung , Ngebel dan Pudak bertemu di Kantor BPP Jenangan, Selasa (08/11/2022). Pertemuan yang diselenggarakan oleh Komisi Penyuluh Pertanian Kabupaten Ponorogo bekerja sama dengan Dinas Pertanian  Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) itu dalam rangka sarasehan pembangunan pertanian dan forum konsultasi publik pelayanan Dipetahankan. Menarik, paska berdiskusi bersama terkait masa depan pertanian menghapi  potensi krisis pangan dan energi para ketua Gapoktan tersebut bersepakat untuk melakukan lompatan pertanian.  Dimulai dengan merubah mindset pertanian mereka. Mindset para petani dan kelompok tani yang selama ini dikenal hanya nampani bantuan pemerintah itu membuat mereka ternina bobokkan. Akibatnya ,  selama puluhan hingga sekarang ini sektor pertanian bukannya semakin eksis tapi malah semakin terpinggirkan.

“ Kita siap  dan bersepakat merubah mindset pertanian yang dulu selalu hanya nampani bantuan pemerintah untuk dirubah menjadi mau repot . Memang tidak ada kemajuan tanpa jungkir balik, tanpa upaya keras ibaratnya kepala untuk kaki dan kaki untuk kepala . Tapi percuma jika hanya kita saja sebagai pelaku dilapangan yang harus merubah mindset ini , petugas dari dinas pertanian juga harus berubah mindsetnya jika mau sukses ,” ungkap Parnu  Pranoto, Ketua Gapoktan Kecamatan Pulung , Selasa ( 08/11/2022) usai mengikuti sarasehan .

Dr. Sulton, anggota Komisi Penyuluh Pertanian Kabupaten Ponorogo yang berasal dari Akademisi Universitas Muhammadiyah Ponorogo menyampaikan jika Sektor Pertanian Ponorogo ingin maju harus bisa keluar dari politik pertanian yang selama ini dalam cengkeraman konglomerasi, oligarki atau para pemilik modal. Karena faktanya, selama puluhan tahun petani Ponorogo  mengalola asset pertanian menganut pola politik pemilik modal pertanian tidak semakik eksis tapi semakin terpinggirkan .

“Sehingga kalau kita ingin keluar dari kondisi  ini dan  menjadi petani yang maju dan lebih  sejahtera maka kita di daerah harus mencari jalan keluar dari cengkeraman  politik konglomerasi itu. Petani dan stakeholtdernya harus berdaya dan mandiri, “jelas Dr. Sulton, dihapan para Ketua Gapoktan. ( wid)

Tags
Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Close
Close