DUTANUSANTARAFM.COM : Ponorogo sekarang berbeda. Budaya gotong royong yang lama ditinggalkan kini hidup kembali bahkan semakin solid. Semangat kegotong royongan ini tumbuh kuat karena mampu melintasi beda agama, beda ras dan beda suku bangsa. Gotong royong yang biasannya hanya identik dilakukan di desa- desa menyebar merata sampai ke perkotaan . Seperti kegiatan gotong royong di Masjid Darul Arqam Jalan Cindewilis Kelurahan Kertosari Kecamatan Ponorogo, Minggu (11/04/2021) melibatkan warga lintas etnis dan lintas agama. Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang ikut serta dalam kegiatan tersebut mengaku terharu melihat keharmonisan hubungan wargannya.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko saat hadir dalam kegiatan gotong royong itu menyampaikan ramadhan tahun ini luar biasa . Meski masih dalam pandemic covid-19 yang menybabkan krisi ekonomi dan kesehatan namun masyarakat tetap antusias. Bahkan ditengah banyak persoalan yang dihadapi negara saat ini malah merekatkan hubungan masyarakat . Seperti terlihat dalam persiapan menyambut ramadhan tahun ini, antara umat muslim, warga Tionghoa dan warga Nasrani semua solid . Berbeda keyakinan tak menyurutkan hati mereka untuk saling membantu .
“Kemarin waktu paskah umat muslim membantu pengamanan , kini ketika umat muslim menjelang ramadhan mereka ikut membantu bersih bersih dan membuatkan kanopi. Ini luar biasa, saya sampai terharu , “terang bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.
Hal senada juga disampaikan Sinyo Manik warga etnis Tionghoa dari Kecamatan Ponorogo. Sinyo Manik bersama rekan- rekannya umat Nasrani mengaku tidak masalah saling membantu. Dilingkungannya kegiatan seperti membesihkan mushola hal yang biasa dilakukan secara gotong royong . Meski dirinya berbeda keyakinan , sudah biasa ikut membantu .
“Kemarin kita melihat mushola itu setiap sholat tarawih penuh hingga ke halaman , maka kita bantau membuatkan canopy , “terang Sinyo Manik . (Wid)