Dutanusantara-Para petani di Desa Beton Kecamatan Siman terpaksa nekat melewati jembatan gantung yang kondisinya miring akibat diterjang banjir pada Senin (16/12/2004). Mereka melintasi jembatan itu dengan cara merambati salah satu tepi jembatan dengan berpegangan pada tali jembatan yang ada di atasnya.
Seperti disampaikan warga setempat Supri (50) cara itu di pilihnya karena dirasa lebih dekat meski penuh dengan resiko. Jika tidak berhati-hati melintasi jalan jembatan yang rusak itu bisa membahayakan warga itu sendiri.
“Ya harus berhati-hati, karena jembatannya miring seperti mau jatuh” ucapnya.
Perlu diketahui warga Desa Beton yang tinggal di sebelah barat sungai banyak yang mempunyai lahan pertanian yang lokasinya berada di timur sungai. Tercatat lebih dari 30 kepala keluarga yang mempunyai lahan garapan di timur sungai tersebut.
Sehingga meski jembatan itu kondisinya rusak lantainya miring tidak bisa dilewati sepeda pancal maupun kendaraan roda dua, para petani nekat tetap melewati jembatan itu untuk menuju ke sawahnya. Alasannya jika melewati jalan raya harus memutar lebih jauh yang jaraknya hingga 4 kilometer.
“Apalagi sawah milik warga hanya berjarak beberapa meter saja dari jembatan itu. Begitu berhasil melintasi jembatan untuk menuju sawah tinggal jalan kaki.”imbuhnya.
Supri dan warga Beton berharap agar jembatan yang saat ini rusak dan miring itu bisa segera diperbaiki atau dibangun lagi yang baru. Alasannya jembatan itu bukan hanya menjadi penghubung warga beton untuk menuju ke sawah, tetapi juga menjadi perlintasan para pelajar SMP menuju ke sekolahannya di Siman, para karyawan, dan masyarakat umum.
“Keberadaan jembatan gantung ini meski tidak bisa dilewati kendaraan roda empat, namun manfaatnya sangat banyak. Bukan hanya pendukung akses pertanian, perekonomian, tetapi juga pendidikan.”.
tukasnya. (de)