Dutanusantarafm.com- Menggelar event budaya yang bisa mendatangkan massa akan menimbulkan resiko penyebaran covid 19 disaat pandemi di Indonesia belum berakhir. Pemkab Ponorogo saat ini sedang mengkaji soal kemungkinan meniadakan event grebeg Suro 2020.
Bupati Ipong Muchlissoni dikonfirmasi duta nusantara mengatakan pihaknya sedang memutuskan untuk meniadakan grebeg Suro tahun 2020 ini. “ Jika Grebeg Suro diselenggarakan tentu akan mendatangkan massa, orang akan datang ke Ponorogo” ungkapnya. Bukan hanya warga Ponorogo yang berada di perantauan yang pulang saat grebeg suro, tetapi warga dari daerah lain biasanya juga akan datang ke Ponorogo. Entah ingin menyaksikan festifal nasional reyog Ponorogo, kirap pusaka, larungan atau lainnya.
“Kita ingin Ponorogo zonanya hijau sampai covid 19 tidak ada” tambah Ipong. Karena itu Satgas pencegahan dan penangan covid mengkaji mendalam grebeg suro ini dengan beberapa opsi. Disisi lain banyak hal yang harus dipertimbangkan menyangkut protokol kesehatan dalam rangka mencegah penyebaran covid 19. Seperti harus menjaga jarak, menghindari kerumunan, sering cuci tangan, pakai masker dan lainnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata kebudayaan pemuda dan olah raga Ponorogo Agus Sugiharto mengatakan memang kecil kemungkinan grebeg suro bisa terselenggara. Semua event grebeg suro berpotensi besar mendatangkan massa, dan hal ini tentu bertentangan dengan protokol covid 19. Seperti diketahui event grebeg suro seperti festival reyog nasional diikuti Peserta nasional , tentu banyak hak yang harus dipikirkan. Misalnya soal bagaimana cara latihannya, bagaimana transportasi, menyiapkan juklak juknis, dan masih banyak opsi-opsi lain yang harus dibahas. Belum lagi menyangkut dana grebeg suro yang dipangkas untuk dialihkan ke pencegahan dan penanganan covid 19.
Disisi lain sampai saat ini juga belum ada petunjuk dari pusat terkait dengan agenda pariwisata nasional. “ semuanya masih tergantung dengan kondisi penyebaran dan penanganan korona di Indonesia” pungkasnya. (san)