DUTANUSANTARAFM.COM: Edi Subagyo ( 43 th) warga Desa Pinang Banjar, Kecamatan Sungai LiIin, Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatra Selatan akhirnya mendapatkan surat keterangan sehat dari Puskesmas Babadan setelah menjalani isolasi mandiri selama 14 hari di salah satu ruko milik Pemerintah Desa Lembah pada Jumat (08/05/2020). Edy Subagyo di terima oleh warga desa Lembah setelah beberapa hari terlantar. Dan selama 14 hari menjalani isolasi mandiri kebutuhan sehari hari di tanggung secara gotong royong oleh warga sekitar . Warga Lembah menganggap meski dalam kondisi sulit ditengah pandemi korona saat ini jangan sampai menghilangkan rasa kemanusiaan.
Kepala Puskesmas Babadan Siti Nur faidzah mengakui Edy Subagyo Ini bukan warga Lembah dan ber KTP Lembah namun tetap diterima menjalani isolasi karena rasa kemanusiaan. Siti Nur Faidzah berharap kejadian ini bisa disikapi oleh desa desa lainnya yang di tuju untuk menerima .
“Selama pemantauan tidak ada gejala seperti batuk pileg dan deman. Kondisi terakhir pada Jumat (08/05/2020) suhu badannya cukup normal yaitu 36,6 C dan kondisi baik. Puskesmas akan menerbitkan surat selesai pemantauan,”jelas Kepala Puskesmas Babadan Siti Nurfaidzah.
Sementara itu Kepala Desa Lembah Heri Setyo Kurniawan mengapresiasi langkah wargannya yang menerima keberadaan Edy Subagyo selama hampir 14 hari menjalani isolasi di salah satu ruko milik Desa. Ini menunjukkan rasa kemanusiaan wargannya masih cukup tinggi meski dalam kondisi sulit ditengah pandemi korona. Kades Lembah ini bahkan memberikan paket bantuan sembako dan buah untuk menyemangati Edy Subagyo yang sempat trauma akibat penolakan.
Di informasikan sebelumnya, nasib Edy Subagyo ini sempat terlantar dan ditelantarkan oleh desa asalnya. Prajegan karena di tolak saat meminta isolasi pada Jumat 24 April 2020 Lalu. Berbagai upaya dilakukan hingga bertanya ke satgas kabupaten namun tidak ada solusi atas nasibnya yang sudah terlanjur pulang kampung di kampung halamannya didesa Prajegan Kecamatan Sukorejo Ponorogo. Kekhwatiran yang berlebihan terhadap covid-19 menyebabkan reaksi berlebihan warga dan perangkat desa.