DUTANUSAATARAFM.COM : Salsabila Dinis Oktavista, siswa Kelas 8 H SMPN 1 Jetis Ponorogo berhasil menemukan sebuah alat dalam rangka untuk membantu mencegah penyebaran virus korona. Pelajar SMPN 1 Jetis berusaha membuat inovasi baru karena terpanggil untuk membantu mencegah penularan Covid-19 di Ponorogo yang saat ini terus meningkat jumlah . Masyarakat Ponorogo yang terpapapr virus Korona meningkat terus bahkan sekarang sudah tembus ke angka 1090 orang. Terakhir ini pemerinta kabupaten membuat shelter tambahan mengingat rumah sakit dan shelter yang ada tidak menucukupi untuk menampung.
Salsabila Dinis Oktavista sebelumnya dikenal sebagai siwa yang cukup kreatif dan inofatif. Didukung oleh guru pendamping dan juga pihka sekolah kini berhasil kembali menemukan alat yang dinamainya Smart Electic Face Sheild
“ Penelitian dan inovasi seperti ini adalah kegiatan yang paling saya suka. Saya suka ngotak atik eletronik dan kebetulan didukung oleh orang tua dan guru pembimbing saya, “terang Salsabila.
Dia menceritakan bagaimana perjalanan dalam melakukan penelitian ini. Tidak mudah tapi menyenangkan . Beberap komponen harus di beli dari Surabaya karena di Ponorogo tidak tersedia. Sebelumnya , siswa ini di dampingi oleh gurunya Dwi Jadmiko berhasil membikin bilik detektor suhu otomatis.
“Begitu berhasil menemukan detektor suhu otomatis itu , kok saya seperti terpacu untuk membuat dan menemukan alat alat yang lain dan akhirnya kita berhasil menemukan face shiel elektrik ini,”jelasnya.
Dwi Jatmiko kepada dutansuantarafm.com mengatakan, smart electric face sheild ini berfungsi sebagai alat yang dipakai anak di kelas sehingga guru bisa memantau suhu tubuh dan kesehatan anak didiknya.
Secara real time, alat tersebut bisa mengukur suhu siswa . Ketika suhunya abnormal maka otomatis akan memberikan informasi berupa sms kepada orang tua siswa. Informasi yang dimaksud adalah anak didiknya tidak sehat dan harus dijemput oleh pihka keluarga .
“’Ide awal dibikinnya alat ini karena adanya pandemi covid-19 ini. Kita para guru juga berusaha untuk membuat terobosan agar belajar secara tatap muka bisa tetap dilakukan dalam stuasi amna dan nyaman. Suhu tubuh siswa dan guru dalam ruangan kelas bisa terpantau terus ,” sebutnya.
Adapun cara kerjanya, alat dilengkapi dua sensor. Pertama, sensor pengukur jarak yang mengatur jarak agar hasil pembacaan bagus.
Kedua, sensor suhu non kontak yang berfungsi mengirimkan data yang diolah di mikrokontroler dan ditampilkan pembacaannya di LCD.
Setelah itu, apabila pembacaan abnormal sim 800 akan bekerja dengan mengirimkan sms ke handphone orang tua yang sudah diregister sebelumnya. Miko menyebut, smart electrik face sheild ini tidak akan memberatkan jika dipakai siswa. Karena dibuat dari bahan yang komponen SMD kecil.
“Kami sudah antisipasi dalam mendesainnya dengan membuat sekecil mungkin, ringan dan nyaman jika di pakai oleh para siswa. Semua jenis face sheild bisa digunakan,tinggal menambahkan alat elektrik ini. Biayanya pun murah tidak sampai Rp 450 Ribu sudah jadi,” sebutnya
Kepala Sekolah SMPN I Jetis Asih Setyowati mengaku mengapresiasi inovasi yang diciptakan oleg siswanya ini. Sebagai kepala sekolah pihakanya sangat mendukung. Sehingga mendorong guru untuk menjadi pendamping siswa saat melakukan proses penelitian. Dengan begitu siswa akan merasa mendapat dukungan dan dorongan sehingga akan bersemangat .
“Kolaborasi siswa dan guru ini karena dilakukan dengan penuh semangat , menyenangkan membuat kendala yang ada menjadi tidak berarti . Mereka sempat kesulitan mengatur pembacaan. Namun berkat uji coba berkali-kali alhamdulillah akurat,” terang Asih Setyowati.
Dan hasilnya temuan alat inipun mampu membawa SMPN 1 Jetis menjuarai lomba essay tingkat kabupaten yang digelar dalam HUT SMAN 1 Badegan. Bahkan, temuan alat ini diajukan untuk mengikuti ajang ISPO. Sekarang sudah di kembangkan juga bisa mengukur jarak atau mengatur physical distancing. Harapannya para siswa melakukan terus research inovasi karena SMPN 1 Jetis adalah sekolah berbasis research. (wid)