Dutanuantarafm.com-Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni meminta warga masyarakat bersabar untuk menunggu saat yang tepat kapan sekolah sistem tatap muka di fase kebiasaan baru atau era new normal dimulai kembali. Pemberlakuan era new normal dilingkup pendidikan tidak bisa dibandingkan dengan sektor atau bidang yang lain seperti pariwisata dan hiburan. Jika reyogkan, mantenan sudah diperbolehkan tidak serta bisa merta sekolahan dibuka kembali.
“ Fase kebiasan dengan tatanan baru atau era new normal harus dilakukan bertahap tidak bisa serentak. Karena itu warga harus tahu mengapa sampai sekarang anak-anak belum bisa belajar di sekolah” terang Ipong.
Hal itu perlu disampaikan ke warga masyarakat karena di media sosial ramai dengan komentar yang membandingkan reyogkan dengan sekolah. Wargapun mempertanyakan Jika reyogkan sudah diperbolehkan, hajatan diperbolehkan, tetapi mengapa sekolahan dengan tatap muka belum dimulai kembali. Atas komentar itu Ipongpun meminata warga memahami bahwa fase new normal harus dilakukan bertahap. “ Untuk memutus rantai penyebaran covid 19 new normal tidak bisa diberlakukan serentak disemua sector atau bidang” jelasnya.
Kebijakan seperti itu bukannya pemerintah daerah tidak peduli dengan pendidikan. Justru saat ini adalah kesempatan orang tua ikut mendampingi, mengawasi langsung belajar putra-putrinya. Untuk dimulainya kegiatan belajar tatap muka di kelas harus banyak yang dipersiapkan. Ipong menyebut tidak mudah menyiapkan dan mengatur anak untuk disiplin melaksanakan protokol covid 19. Misalnya harus menjaga jarak dengan teman, menghindari kerumunan, selalu mengenakan masker, rajin cuci tangan. Apalagi sistem belajar di kelas dalam waktu yang lama , hampir setiap hari bertemu teman sekolah bisa rawan dengan penularan covid 19.
Ipongpun berjanji ketika sudah memasuki zona hijau maka dalam waktu dua minggu sampai satu setengah bulan setelah semua persiapan rampung maka sekolah akan dibuka kembali. Saat ini yang penting adalah meningkatkan disiplin dalam protokol kesehatan agar penyebaran covid bisa dicegah, tidak ada penularan lagi dan seluruh pasien terkonfirmasi sembuh. (san)