DUTANUSATARA.COM : Hidup di Negara Republik Indonesia yang beraneka budaya, suku , agama dan ras harus saling toleransi agar tercipta kerukunan berbangsa dan bernegara. Namun hidup toleransi ternyata juga harus dilakukan dalam kegiatan lainnya bahkan bersepeda menggunakan jalan raya pun harus saling toleransi. Saat ini di kota sampai ke desa desa sedang hits atau ngetren bersepeda.
Bersepeda kayuh telah digaungkan dan disosialisasikan oleh pemerintah sejak beberapa tahun lalu dan tampaknya saat ini sukses diminati masayarakat. Meningkatnya animo masyarakat dengan bahasa nggowes oleh para nggoweser ternyata berpengaruh pada dinamika di jalan .
Sempat ada saling kritik ditengah masyarakat pengguna jalan terhadap para nggoweser yang di anggap kurang tertib dan terlalu banyak memaki jalan dibandingkan dengan kendaraan pelintas lainnya. Atas kritikan tersebut pada nggoweser dalam beberapa waktu terakhir juga menjawab kritikan dengan menunjukkan ketertiban mereka saat di jalan.
Kasat Lantas Polres Ponorogo AKP. Indra Budi Wibowo mengungkapkan tren nggowes ini sangat baik bagi masyarakat selain menyehatkan juga ramah lingkungan karean tidak mengeluarkan emisi gas karbon dioksida. Namun saat bersepeda harus memperhatikan pnegguna jalan lainnya, begitu pula sebaliknya para pengguna mobil maupun sepeda motor . Semua pengguna jalan harus saling menghormati karena semua punya hak menggunakan jalan .
“Idealnya memang harus ada lajur khusus bagi pesepeda namun karena di Ponorogo belum ada maka semua pengguna jalan harus saling toleransi,”terang AKP. Indra Budi Wibowo , Kasat lantas Polres Ponorogo pada Senin (29/06.2020) pada dutanusantara.com.(fat)