Dutanusantarafm.com-Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni dengan penuh keprihatinan kembali mengabarkan penambahan 1 kasus konfirmasi positif COVID19, yaitu seorang mahasiswi 23 tahun, alamat Kecamatan Balong.
Ipong mengatakan sejak 3 bulan yang lalu mahasiswi tersebut di rumah karena penerapan pembelajaran dari rumah. Selama ini yang bersangkutan tidak mengeluhan apa-apa. Ceritanya pada19 Juni lalu dia melakukan Rapid Test Antibody sebagai syarat kembalinya dia ke kampusnya di Solo, dan ternyata didapatkan hasilnya reaktif. ” Kemudian dilaksanakan pemeriksaan swab PCR dan hasilnya positif” ungkapnya.
Selama 3 bulan di Ponorogo mahasiswi tersebut beberapa kali beraktivitas ke luar rumah untuk berbelanja ataupun bertemu dengan saudara ataupun temannya. Ipongpun mengingatkan jangan karena kita sudah berada di zona kuning kita lalai terhadap semua protokol kesehatan. Pesannya untuk tetap di rumah jika tidak ada urusan yang sangat penting. Selain itu jangan sia-siakan pengorbanan selama 3 bulan terakhir.
Semua orang bisa beresiko tertular dan menularkan. Saat daya tahan tubuh tidak baik, siapapun bisa sakit. Saat daya tahan tubuh baik, mungkin akan dapat bertahan tapi bisa menularkan ke kelompok rentan yang ada di sekitar seperti, orang tua, lansia, anak-anak, ibu hamil, orang dengan penyakit kronis, dan sebagainya. ” Marilah kita saling menjaga satu sama lain” harapnya.
Lebih lanjut Ipong mengatakan kunci dalam memutus rantai penularan salah satunya disiplin melaksanakan protokol kesehatan dan selalu berdo’a kepada Allah SWT. Melalui pesan whatshapp orang nomer satu di Ponorogo ini juga mengabarkan hari ini juga terdapat 1 orang kasus konfirm yang dinyatakan sembuh. ” pasien sembuh yaitu nomer 06 yang beralamat di Desa Jebeng, Slahung” tuturnya.
Dengan penambahan pasien positif korona dan pasien sembuh maka data kasus konfirm COVID-19 di Ponorogo per hari Senin 22 Juni 2020 total 38 orang. Rincianya yang sembuh 23 orang, isolasi RS 13 orang dan meninggal 2 orang.
Disampaikanya COVID-19 ini bisa menyerang siapapun dan dimanapun. Orang yang terpapar virus ini, bisa menunjukkan gejala yang beragam. Ada yang menunjukkan gejala yang berat, namun ada juga yang tidak menunjukkan gejala sama sekali tapi sebenarnya dia kemungkinan membawa virus, atau yang biasa kita sebut Orang Tanpa Gejala (OTG).
Siapakah OTG?? tanyanya…
bisa saya / anda / keluarga kita / teman kita/ teman olahraga kita/ teman ibadah kita/ orang yang baru kita temui semalem atau tadi pagi/ orang yang akan kita temui nanti siang atau sore. ” Orang – orang ini bisa kita kenal, bisa juga tidak” urainya
Lalu Di manakah OTG..? tanya Ipong kembali. Bisa di pasar/ warung/ kafe/ angkringan/ rumah makan/ tempat ibadah/ alon-alon/ jalan baru/ bus/ kereta/ tempat wisata/ bisa dimana-mana. ” Karena itu OTG perlu diwaspadai karena bisa menjadi potensi penularan COVID-19″ pungkasnya. (san)