Dutanusantarafm.com- Pandemi Covid-19 berdampak pada kondisi perekonomian dan sosial warga masyarakat Ponorogo. Dampak tersebut dirasakan semua kalangan utamanya golongan menengah kebawah.
Pelaku jasa pariwisata juga tak luput dari dampak tersebut. Para crew yang biasanya banyak bekerja, belakangan terpaksa menganggur, menyusul ditutupnya semua destinasi wisata.
Alumni SMPN 1 Ponorogo Tahun 1992 pun tergerak untuk ikut memberikan bantuan, agar beban warga terdampak korona sedikit terkurangi. Terbukti, Rabu (22/4/2020) alumni 1992 SMP favorit di Kota Reyog ini memberikan enam paket sembako untuk crew Dewata Trans yang terdampak Corona.
” Kami menyerahkan bantuan paket sembako kepada sopir dan crew bus jasa pariwisata, karena mereka tidak bekerja karena terdampak Corona,” ungkap Doni Tris Yulianto koordinator baksos Alumni SMPN 1 Ponorogo 1992.
Bantuan paket sembako terdiri dari beras, gula, minyak goreng, teh, dan masker. Doni menyebut, ada 100 paket sembako yang diberikan untuk warga terdampak korona. Selain crew jasa usaha pariwisata bantuan diberikan kepada tukang becak, juru parkir, lansia dan alumni.
Panitia baksos sengaja datang door to door ke lokasi untuk menghindari kerumunan massa. “Terkait distribusi dengab menerapkan protokol kesehatan. Mulai pakai masker, disemprot hand sanitizer dan juga jaga jarak,” tambahnya.
Doni mengungkapkan, dana pembelian sembako ini berasal dari iuran yang dilakukan alumni. “Alumni membuka donasi untuk penggalangan dana. Alhamdulillah antusiasnya luar biasa. Jadi ini murni dari alumni SMPN 1 Ponorogo 1992,” sebutnya.
“Aksi seperti ini harapanya terus berlanjut, pada bulan ramadhan nanti,” pungkasnya.
Bakti Sosial ini disambut baik oleh Huda owner Dewata Trans yang berada di Desa Ngrupit ini. Huda mengucapkan terima kasih atas kepedulian Alumni SMPN 1 Ponorogo 1992. “Dampak sosial covid terhadap agen pariwisata sangat terasa, sudah satu bulan tidak jalan sehingga sopir dan crew tidak bisa kerja,” ungkapnya. Bahkan ada 12 jadwal yang dicancel akibat wabah korona ini
Sebagai owner, pihaknya ikut prihatin dengan nasib para crewnya. Karenanya, dia meminta sopirnya seminggu sekali datang untuk merawat bus yang ngandang.
“Satu minggu sekaki ke sini ngecek, membersihkan dan memanaskan bus. Ketika pulang saya berikan uang bensin, biar kita sama-sama jalan,” terangnya.
Pihaknya berharap covid segerq berlalu sehingga bisa bekerja normal kembali, dan pemerintah segera merealisasikan bantuan untuk pelaku jasa usaha pariwisata ini. (san)