DUTANUSANTARAFM. COM: Nur Aris (65th) warga jalan Gambir Sawit Kelurahan Kauman Kabupaten Ponorogo menyatakan diri kapok menjadi kader salah satu paslon setelah terkena OTT Senin Sore (07/12/2020). Takmir salah satu masjid tersebut mengaku kapok setelah tertangkap tangan . Kekapokan Nur Aris dirasakan karena perjuangan dan pengorbananya membantu kemenangan tidak mendapatkan bantuan saat dirinya terkena masalah . Tidak satupun Tim Pemenangan yang membantu bahkan mensuport dirinnya dan rekan rekan rekannya yang lain yang sat ini terkena ott di beberapa lokasi.
“Saya kapok, ini pengalaman seumur hidup saya di ott. Menyedihkan lagi, tak ada pengacara yang di bantukan untuk mendampingi saya bahkan tidak ada tim dan teman teman yang mensuport saya . Saya sendirian menghadapi di bawaslu Ponorogo,”ungkap Nur Haris kepada dutansuantara , Senin malam (08/12/2020) di Bawaslu Ponorogo.
Nur Aris menceritakan sebenarnya tim relawan eksekusi di lingkungannya bukan dirinnya melainya seoranga perempuan. Namun, karena tidka ada keberanian maka diserahkan kepadannya. Aris mengaku hatinya sempat ragu ragu untuk terlibat sejauh ini dan akhirnya kejadian ini menimpannya.
“Sak jane iki tugase relawan perempuan. Saya sempat menolak tapi terus di tekan kowe kan yo relawan maka dengan ragu ragu saya bagikan,”ungkap Aris.
Sementara itu Prayitno kecamatan Sukorejo sebagai pelapor menyatatakan pergerakan kader di kauman ini sudah terpantau sebelumnya . Dan perkembangannnya sellu dilaporkan oleh masyarakat sekitar kepadannya sehingga bia melakukan ott ini.
Madji Nur Cahyo Devisi Hukum dan penindakan pelanggaran Bawaslu Ponorogo ketika di konfirmasi mengakui ada banyak OTT dalam beberapa harini ini. Dan bersama Penyidik kepolisian dan kejaksaan di setra Gakumdu sedang dilakukan kajian dan pendalaman kasus hingga Senin (07/12/2020)
“Jumlahnya berapa kasus saya belum rekap harus melihat data terlebih dahulu ,”ujar Mardji Nurcahyo .(wid)