Bencana Banjir yang melanda Desa Broto Kecamatan Slahung Ponorogo, memutuskan jembatan darurat sepanjang 10an meter yang melintang di atas sungai setempat, pada Selasa 24 Maret 2020 malam. Akibat putusnya jembatan yang dibangun setahun lalu itu, 350 an kk atau lebih dari seribu jiwa warga Dusun Broto dan Dusun Tenun terancam terisolir.
Jembatan darurat dengan lebar sekitar satu meter itu tidak mampu menahan derasnya aliran air setelah rumpun bambu dan sampah menyangkut penyangga jembatan yang terbuat dari besi tersebut. Akibatnya jembatan putus,pondasinya ikut tergeser. Untungnya jembatan darurat itu tersangkut di jembatan beton yang putus disebelahnya dan tidak hanyut terbawa derasnya aliran sungai.
Kades Broto Rika mengatakan pejabat BPBD telah meninjau bencana tersebut pada Rabu pagi. Petugas Dinas PU akan mensurvei dan mempelajari lebih lanjut apakah jembatan itu masih bisa dikembalikan lagi atau tidak. ,” Menunggu elevasi alirannya mengecil, untuk pengkajian lebih lanjut, ” ungkap Rika. Belum bisa ditaksir berapa kerugian akibat bencana tersebut.
Akibat putusnya jembatan itu akan menyulitkan para siswa saat sekolah, warga masyarakat yang ingin bekerja, bepergian, termasuk saat panen. Untuk keluar dari Dusun Broto dan Tenun harus memutar sejauh 4 kilo meter melewati Desa Kambeng. ,” untungnya saat ini sedang libur dan belum panen, sehingga warga tidak terlalu repot, ” kata Rika.
Warga berharap jembatan permanen untuk menggantikan jembatan beton yang patah pada tahun 2019, segera bisa dibangun kembali. Karena jembatan darurat yang putus pada Selasa malam hanya bisa dilewati pejalan kaki dan maksimal pengendara sepeda motor. (san)