DUTANUSANTARAFM.COM : Pandemi covid-19 , situasi yang sulit namun memunculkan kreativitas warga masyarakat untuk bangkit . Kegigihan dan keuletan masyarakat untuk bisa keluar dari situasi pendemi ternyata dilakukan oleh orang- orang desa terutama kaum perempuan. Setelah muncul pasar krempyeng karena kebiasaan masyarakat berjualan seadanya terus berkembang di Desa Mojorejo Kecamatan Jetis ternyata memunculkan pelaku- pelaku kerajinan anyaman disana berbahan baku “Manon”. Tahukan anda bahan baku untuk membaut caping . Saya pun baru tahu setelah mengunjungi Pasar Kremyeng Banthengan Desa Mojorejo Kecamatan Jetis Ponorogo bebarapa waktu lalu . Selama ini kita hanya tahu salah satu bahan dasar pembuatan caping adalah bambu namun di Desa Karang Gebang Kecamatn Jetis ada pengrajian yang membuat caping berbahan baku manon ini. Manon adalah sejenis bagian dari tumbuhan yang bentuknya hampir sama dengan lidi namun lebih panjang , lebih lentur serta ulet sehingga mudah di anyam.
Siami warga Desa Karang Gebang Kecamatan Jetis mengaku selalu datang berbelanja ke pasar Krempyeng Banthengan Desa Mojorejo khusus untuk membeli manon . Manon adalah sejenis tumbuhan yang di keringkan bentuknya seperti lidi yang di gunakan untuk membuat anyaman caping. 1 ikat manon harganya Rp. 25 ribu bisa digunakan untuk membuat anyamam 20 buah caping .
“ Pekerjaan saya pembuat ayaman caping bahan bakunya Manon . Manon ini hanya bisa saya dapatkan di pasar krempyeng sini, cari ditempat lain tidak ada . Paling kalo ada ya jauh di Trenggalek sana belinya, “kata Siami.
Siami mengaku sejak pandemi ini yang segala kegiatan di batasi membuat anyaman dirumah adalah pekerjaan yang membuatnya paling aman dan merasa nyaman. Jika harus berburu bahan baku tidak harus ke Trenggalek namun cukup ke pasar Krempyeng yang dekat dengan rumahnya. Di pasar krempyeng itu agar perekonomian tetap jalan namun tidak menularkan covid-19 para pedagang dan pembeli juga diharuskan tetap mentaati protokol kesehatan terutama wajib memakai masker. (wid)