DUTANUSANTARAFM.COM : Pariem ( 50th) salah satu pengungsi di pasar desa Sriti Kecamatan Sawoo mengaku setiap hari ketakutan ketika hujan turun . Ketakutan juga dirasakan oleh 89 jiwa pengungsi lainnya yang menepati 5 los pasar desa. Para pengungsi ini sudah menginap di pengungsian selama 4 hari sampai Minggu ( 23/10/2022) . Karena di bukit Dungembluk yang berada di atas pemukiman penduduk mengalami retakan sepanjang 80 meter lebih dan setiap hari rekahan ini bertambah lebar , dalm dan panjang jika hujan turun. BPBD Ponorogo meminta warga mengungsi karena jika bukit itu longsor maka potensi material longsorannya cukup besar .
“ Saya itu setiap hujan ketakutan karena selain banjir didalam tanah i terdengar gemuruh suara gluduk seperti suara pesawat terbang, “katan Pariem .
Lebih lanjut pariem menceritakan , pada hujan 4 hari lalu awalnya terjadi hujan lebat kemudian banjir disertai longsor kecil -kecil di 8 titik . Beberap rumah mengalami retakan , infrastruktur jalan longsor dan bukit diatas rekahannya terus bertambah . Awalnya masyarkat mengungsi di masjid namun karena masjid juga ikut kebanjiran maka oleh perangkat desa di bawa ke daerah yang lebih tinggi . “
“Di pengungsian meski banyak teman dan lokasinnya di daerah lebih tinggi namun tetap khawatir mbak… yo masih bingung …. kapan bisa pulang ke rumah, Tapi kulo nggih matur sembah nuwun sama bu wabub yang sudah menengok dan berterima kasih kepada pemrintah dan para relawan yang membantu memelihara kami selama di pengungian, “terang Pariem kepada Dutanusantarafm.com , Sabtu ( 22/10/ 2022). (wid)