Home / Dinamika Aktual / Highlight News / Kabar Kota Kita

Selasa, 4 Oktober 2022 - 19:18 WIB

Populasi ODHA LSL Berpotensi Naik, OMS Terkendala Regulasi Administrasi

BUTUH SINERGITAS : Direktur Yayasan Bambu Nusantara, Titik Sugianti saat pemaparan program pendampingan LSL di Kota Madiun beberapa waktu lalu.

BUTUH SINERGITAS : Direktur Yayasan Bambu Nusantara, Titik Sugianti saat pemaparan program pendampingan LSL di Kota Madiun beberapa waktu lalu.

Dutanusantarafm.com – Potensi peningkatan adanya jumlah Orang Dengan HIV/AIDS dari komunitas sesama jenis yang biasa disebut Laki Suka Laki (LSL) pada usia remaja di eks Karesidenan Madiun saat ini masih tinggi. Sayangnya, mereka sulit terjangkau Tindakan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Puskesmas lantaran terkendala usia.

Direktur Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) Bambu Nusantara, yang konsen terhadap pendampingan HIV/AIDS di Madiun Titik Sugianti menuturkan saat ini pihaknya mendampingi 16 anak berstatus LSL. Parahnya, sebagian mereka sudah mengalami penyakit kelamin atau sifilis.

‘’Kami kesulitan melakukan rujukan pemeriksaan VCT untuk anak-anak ini. Karena untuk anak, itu harus ada persetujuan wali. Sedangkan, si anak ini tidak mau identitasnya diketahui keluarga,’’ kata Titik pada Selasa (4/10/2022).

Menurut Titik, belasan dampingan anak penyandang status LSL itu saat ini masih seputar wilayah Kota Madiun. Populasi mereka itu sebanyak delapan persen, dari total dampingan Bambu Nusantara di enam kota kabupaten yang mencapai 193 LSL. Enam kota kabupaten itu meliputi Kota Kabupaten Madiun, Nganjuk, Blitar, Jombang dan Magetan.

Disisi lain, lanjut Titik sebagai OMS pemdamping pihaknya tidak diperbolehkan menjadi wali saat pemeriksaan. Sementara fenomena peningkatan kasus HIV terjadi pada kelompok tersebut. Mengingat, dari hasil pendampingan tidak sedikit populasi anak LSL itu melaukan hubungan intim.

Temuan itu, merupakan hasil penjangkauan sejak Januari 2022. Penjangkauan dilakukan secara secara tatap muka langsung maupun virtual. Saat ini, Titik mengaku masih kesulitan ketika melakukan penjangkauan melalui aplikasi online karena belum bisa merujuk ke layanan VCT. Salah satunya di Kota Madiun, hingga saat ini belum ada regulasi tentang mengatur usia anak yang akan merujuk layanan VCT.

‘’Kami sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan, tetapi sampai saat ini belum ada regulasi yang mendukung layanan tersebut. Padahal, kami ingin lebih banyak lagi menjangkau mereka. Karena menurut kami kondisi ini sudah sangat mengkhawatirkan,’’ tegasnya. (Umi Duta)

 

Share :

Baca Juga

Dinamika Aktual

BPBD Ponorogo Antisipasi kelangkaan air bersih, Asesmen di 7 Kecamatan

Dinamika Aktual

Bikin Gempar, Pria di Suru Sooko Ditemukan Meninggal di lantai Bersandar Kursi

Dinamika Aktual

Gempar, Warga Badegan ditemukan meninggal di tempat tidur

Dinamika Aktual

Akibat Tumpahan Oli, Lebih dari 10 Motor Tergelincir di Jalan Letjen Suprapto Ponorogo

Dinamika Aktual

Kehabisan Kantong , Donor Darah Hari Bhakti Adhyaksa ke 64 Kejari Ponorogo

Dinamika Aktual

Bupati Sugiri : Dicarikan Solusi agar minat sekolah di SDN tidak menurun terus

Dinamika Aktual

Melalui REC Pemkab Ponorogo dan PLN Berkomitmen Kurangi Emisi Karbon

Dinamika Aktual

Pilkada Ponorogo 2024 Siap Dilaunching