Dutanusantarafm-Sepuluh Program unggulan pasangan Ipong Muchlissoni-Bambang Tri Wahono dikupas dalam program Ngopi Virtual-Ngobrol Program Ipong Bambang. Program yang disiarkan secara live youtube pada Kamis (3/12/2020) menghadirkan panelis akademisi Universitas Airlangga prof. Kacung Marijan, akademisi Ponorogo Dr. M. Suyudi.
Diantara sepuluh program paslon Ipong-Bambang adalah bantuan Kelompok Dasawisma bantuan 1-3 juta pertahun, operasional RT 2-5 juta pertahun, beasiswa pendidikan perluasan pemberian bpjs kesehatan, infrastruktur, pembangujlnan pariwisata seni budaya, pemuda dan olah raga, pertanian, peningkatan ekonomi, termasuk desa digital.
Ngopi virtual yang dipandu najih itu satu persatu program dikupas bersama dua orang panelis yang sudah tidak asing lagi ini. Kacung Marijan menyebut pemberdayaan masyarakat di level paling bawah sangat penting karena ini langsung menyentuh. Jika paslon Ipong-Bambang memprogramkan ada bantuan dana untuk kelompok dasa wisma dan bantuan operasional RT, ini dinilainya cukup bagus. “selama ini pelayanan yang ada ditingkat bawah dilakukan secara sukarela, jika mereka diperhatikan maka akan kebih baik.” ucapnya.
Tidak kalah penting pasangan ini juga sangat memperhatikan pembangunan sumber daya manusianya. Program pemberian beasiswa pendidikan dan perluasan bpjs kesehatan. M. Suyudi menyebut kunci kemajuan bangsa adalah pembangunan manusia salah satunya lewat pendidikan dan kesehatan. Dengan diberikanya beasiswa pendidikan maka anak dari keluarga kurang mampu tidak khawatir lagi untik melanjutkan pendidikanya. ” Jika badan sehat tetapi tidak pintar, atau pintar tidak sehat alias gampang sakit maka kurang sempurna” urainya.
Terkait perluasan bpjs kesehatan diharapkan akan mengurangi rasa kecemasan warga kurang mampu saat akan berobat ketika sakit. Problem di dunia kesehatan selama ini adalah kesulitan berobat karena tidak punya uang. “jika mereka sudah ditanggung pemerintah daerah maka akan merasa nyaman” tutur Kacung Marijan.
Seiring dengan kemajuan teknologi program desa digital yang sudah mulai dirintis oleh pemerintahan Ipong Muchlissoni juga diapresiasi kedua panelis. Desa digital sudah mulai diterapkan di belasan desa di Ponorogo tahun ini, dan akan terus dilanjutkan. Menurut prof. Kacung Marijan jika infrastruktur fisik sudah dikerjakan maka infrastruktur digital tidak boleh ditinggalkan. Karena infrastruktur digital seperti program desa digital bagian dari pembangunan yang harus dilaksanakan dimasa modern ini. Karena dengan program ini maka perekonomian bisa didorong, dengan memasuki pasar lebih modern. “Desa bisa memasarkan produknya lewat infraatruktur digital” tambahnya.
Namun ia mengingatkan bahwa infrastruktur digital ini harus dibarengi Literasi digital. Artinya pemahaman penggunaan infrastruktur digital harus gencar dilakukan kepada warga masyarakat. (de)