Home / Dinamika Aktual / Highlight News / Sekitar Kita

Sabtu, 30 Januari 2021 - 11:07 WIB

Nasib Si Yatim Silvia , Dikucilkan Gara Gara Orang Tuannya Diduga Terpapar Covid

Dua Wartawan anggota PWI Ponorogo saat menjenguk Anggita dirumah isolasinya untuk memberikan suport agar tetap semangat

Dua Wartawan anggota PWI Ponorogo saat menjenguk Anggita dirumah isolasinya untuk memberikan suport agar tetap semangat

DUTANUSANTARAFM.COM :  Pemerintah,  TNI, Polri , Dinas Kesehatan  bahkan Alim ulama  menghimbau dan selalu mensosialisasikan terkait perlakukan terhadap penderita covid-19 dan kontak tracingnya untuk tidak dikucilkan dan jangan di perlakukan diskriminatif.  Namun ternyata  masih banyak masyarakat yang kurang sadar terhadap hal tersebut .  Banyak masyarakat yang niatnya menghindari  terpapar  covid-19 namun sebaliknya tanpa disadari  malah melakukan pengucilan dan diskriminasi pada  saudara, teman bahkan  tetangganya sendiri . Padahal seseorang yang terpapar Korona  biasanya mengalami  down secara phycologis sehingga butuh dukungan, suport dari teman , saudar maupun tetangga untuk menguatkan phycologisnya. 

Namun hal tersebut tidak berlaku pada masyarakat di Desa Gelang Lor Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo . Perlakuan diskriminatif  masih terjadi.  Seperti yang dialami  remaja bernama Anggita fibrysilvia (22 tahun)  warga  Dusun Broto  Rt 01/ RW 01  Desa Gelanglor Kecamatan Sukorejo. Paska ayahnya bernama Sakri Nur Cahyo (52th) meninggal  pada 19 Januari 2021 dengan informasi yang beredar karena  terpapar covid-19 . Nasib si anak yatim  Anggita Fibrisilvia seperti  sudah jatuh tertimpa tangga

“Bagaimana tidak , kebenaran bahwa bapak saya meninggal karena covid-19 itu sampai saat ini belum jelas karena tidak ada hasil swap yang ditunjukkan kepada keluarga bahwa bapak saya kena korona.  Terus, saya sekarang disuruh menjalani isolasi. Sampai 10 hari saya menjalani isolasi tidak ada orang dari pemerintah  desa tahu  puskesmas yang membantu saya, menjenguk saya  atau bahkan mengajak masyarakat untuk tidak mengucilkan saya dan keluarga besar saya. Padahal selama 10 hari isolasi keadaan saya sehat -sehat saja dan baik- baik saja tanpa keluhan apapun , “terang Anggita, sambil menangis  sedih.

Kronologis pengucilan dan diskriminasi sosial  bermula saat  orang tua Anggita bernama Sakri Nur Cahyo (52th)  yang pekerjaannya sehari hari seorang petani  pada 14 Januari 2021 mengeluhkan sakit vertigonya yang kambuh lagi. Kemudian dibawalah ke klinik  kesehatan di kecamatan Sukorejo . Karena kolestrolnya sangat tinggi  oleh pihak klinik dirujuk ke RSU. Sebelum di rujuk ke RSU, Sakri Nur Cahyo menjalani rapid tes dengan hasil  non rekatif. Dengan berat hati dan  penuh ketakutan serta dikhawatirkan akan di covidkan maka pasien dibawa ke RSU dan ternyata  ketakutan keluarga terbukti  pasien ketika di rapid tes di RSU dinyatakan reaktif. Dan setelah menjalani rawat inap selama 4 hari  di RSU pasien  meninggal.  Pasien di makamkan secara protokol kesehatan  dan seluruh keluarganya  diharuskan menjalani isolasi  mandiri dirumah . Namun , sampai saat ini  , Sabtu ( 30/-1/2021) tidak ada selembar surat hasil swab yang menyatakan pasien meninggal karena positif korona.  Bahkan dari penelusuran , berdasarkan pengumuman Satgas  Covid-19 Pemerintah Kabupaten Ponorogo yang  disampaikan Bupati Ipong Muclissoni tertanggal 19 dan 20  Januari  2021 dari  20  orang yang dinyatakan meninggal dunia karena covid-19 tidak ada yang menyebutkan warga Sukorejo .

Kakak  Ipar perempuan almarhum Sakri Nur Cahyo  yang rumahnya persis dibelakang  korban , ketika di sambangi  dutanusantarafm.com enggan menyampaikan identitasnya  usai  bercerita pedihnya dikucilkan. Sang kakak merasa ketakutan akan semakin dikucilkan dan didiskriminasi paska menceritakan kisah pilunya ke media .

“Menyedihkan mbak, tidak ada satupun tetangga yang mau datang ketika diundang kendurian unuk 3 harian . Sehingga ketika peringatan 7 hari adik saya dilakukan di mushola yang agak jauh tanpa satu anggota keluarga pun yang datang. Karena kalo datang mereka  pasti tidak akan mau datang, “ungkap si kakak Ipar  sambil tak bisa menahan isak tangisnya.   

Pengucilan  masih dialami  sang kakak ipar meski sudah menjalani isolasi 10 hari  dengan kondisi kesehatan yang cukup bagus. Korban kesulitan untuk menggarap sawahnya . Korbanpun kesulitan untuk mebayar pekerja sawahnya. Ketika membayar buruh tanam padi , siapa harus dikasih uang masih dilempar sana sini karena katakutan menerima uang dari  orang yang terisolasi.

“Bahkan untuk belanja  maesan (batu pusara penada yang di kubur) tidak ada yang mengambilkan , menurut penjualnya harus  diambil sendiri. Begitupun saat belanja sayur di warung dekat rumah semua minggir menjauh ketika saya datang. Menerima perlakukan seperti ini rasanya sedih dan hanya bisa menangis. Karena menyapa kita saja mereka tidak mau ,”ungkapnya.

Hal senada juag diungkapkan Kyai Kadar Tokoh Agama di Kecamatan Sukorejo  yang  hadir  dan meminpin doa   almarhum  Sakri Nur Cahyo saat peringatan 7 harian. Kepada  masyarakat sekitar Kyai kadar meminta agar tidak mengucilkan orang yang sedang  tertimpa kemalangan apalagi itu  sesama mukmin.

“Amal yang paling disukai Alloh  adalah membuat senangnya orang lain. Apalagi menyenangkan orang mukmin yang lagi di timpa kesusahan dan kesedihan. Jangan susah malah dibuat susah dengan dikucilkan .  Karena Alloh akan menciptakan 70 malaikat yang ditugasi untuk memintakan ampun dosa dosa  orang yang menyenangkan hati mukmin lainnya yang di timpa kesedihan, “terang Kyai Kadar. (wid)

 

Share :

Baca Juga

Dinamika Aktual

BPBD Ponorogo Antisipasi kelangkaan air bersih, Asesmen di 7 Kecamatan

Dinamika Aktual

Bikin Gempar, Pria di Suru Sooko Ditemukan Meninggal di lantai Bersandar Kursi

Dinamika Aktual

Gempar, Warga Badegan ditemukan meninggal di tempat tidur

Dinamika Aktual

Akibat Tumpahan Oli, Lebih dari 10 Motor Tergelincir di Jalan Letjen Suprapto Ponorogo

Dinamika Aktual

Kehabisan Kantong , Donor Darah Hari Bhakti Adhyaksa ke 64 Kejari Ponorogo

Dinamika Aktual

Bupati Sugiri : Dicarikan Solusi agar minat sekolah di SDN tidak menurun terus

Dinamika Aktual

Melalui REC Pemkab Ponorogo dan PLN Berkomitmen Kurangi Emisi Karbon

Dinamika Aktual

Pilkada Ponorogo 2024 Siap Dilaunching