Kedelai Lokal Tak Mampu Suport Kebutuhan Ponorogo

DUTANUSANTARAFM.COM : Kebutuhan akan kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe , tahu dan Susu kedelai di wilayah Kabupaten Ponorogo sebagaian besar dipenuhi oleh kedelai impor . Hal ini disebabkan hasil panen kedelai lokal tidak mampu menyokong kebutuhan di pasar lokal Ponorogo . Karena petani di kabupaten Ponorogo yang mau menanam kedelai lokal jumlahnya sangat minim . Jumlahnya lahan tanaman kedelai dibawah 10 ribu hektar . Dari luasan lahan sekitar 10.000 hektar tersebut produksinya hanya sekitar 10.000 ton saja . Sehingga sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan akan kedelai untuk industri tempe, tahu dan susu kedelai.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dan Holtikultura Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Medy Susanto menjelaskan keengganan petani Ponorogo untuk menanam kedelai karena tidak ada jaminan harga dari pemerintah. Jika padi ada Harga Eceran Tertinggi (HET ) yang di tentukan oleh pemerintah namun untuk kedelai tidak ada. Padahal menanam kedelai ini lebih rumit karena benihnya harus hasil panen terbaru dan musimnya atau waktunya harus tepat .
“Terlambat bebebrap hari saja aja dari musim tanam , tumbuhnya tidak bisa maksimal alias puter atau menguning. Belum serangan hama ulat. Pengolahan paska panennya juga lebih rumit tapi hargannya dari petani hanya sekitar Rp.3.000 an per kg. Inilah yang membuat petani malas menanam .Petani tidak punya sisa lebih ,”jelas Medy Susanto.
Medy Susanto menjelaskan bahwa pada tahun 90 an Ponorogo termasuk wilayah sentra tanaman kedelai. Bahkan Kementan sudah menetapkan tanaman kedelai lokal Gepok Kuning dan Gepok Ijo sebagai varietas yang diakui dan dikembangkan . Namun program tersebut macet alias tidak berjalan . dan untuk memulai kembali butuh waktu yang lama dengan biaya yang besar karena harus mencari lagi varietas lokal Gepok Ijo dan Gepok Kuning yang sekarang ini sudah mulai menghilang . (wid)