Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta dan Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati kompak meminta agar tidak ada lagi kekerasan dalam dunia pendidikan. Khususnya di Jawa Timur, baik di lembaga umum maupun pondok pesantren.
Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta, mengungkapkan menyikapi kasus tersebut pihaknya segera menggelar rapat koordinasi dan evaluasi bersama lembaga terkait. Mulai dari lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), pengurus pondok pesantren serta stake holder lainnya.
‘’Ada dua hal penting, yang menjadi perhatian kami. Pertama dalam proses penyidikan, dengan mengumpulkan alat bukti dan menetapkan dua tersangka yakni MF dan IH. Dalam prosesnya ini, juga dilakukan otopsi yang akan menjadi bahan kelengkapan proses penyidikan,’’ imbuhnya.
Lalu kedua, tim membahas tentang bagaimana mekanisme edukasi dan pencegahan agar hal ini tidak tejadi Kembali dalam proses pendidikan khususnya di Jawa timur.
Kemudian dalam prosesnya kami melakukan kerjasama dengan stake holder terkait dengan pembentukan satgas perindungan perempuan dan anak. Yakni, meliputi dinas sosial, kemenag, ada juga PP2TPA serta LSM.
Dalam pembentukan satgas ini pihaknya mengedepankan kemudahan informasi dengan meberikan layanan telepun hotline. Sehingga, bagi siapapun yang menjadi korban agar melapar sehingga bisa segera ditindaklanjuti.
Niko berharap agar setiap lembaga pendidikan agar mematuhi, dan meberikan perlindungan serta hak memperoleh pendidikan tanpa adanya kekerasan. Baik dari orang tua, guru maupunrn teman sesame pelajar.
Terkait apakah akan ada tersangka baru, Nico menuturkan saat ini masih dalam prosea penyidikan ini pihaknya tetap akan mengumpulkan alat bukti. Apakah, apakah dua tersangka tersebut bisa melibatkan orang lain atau tidak. Termasuk tentang, bagaimana tanggung jawab pondok terkait kasus itu.
‘’Kami juga mendengar jika orang tua korban akan datang kesini. Nah, itu nanti kami juga berencana akan meminta keterangan, apakah bisa ditambahkan sebagai alat bukti,’’ terangnya.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati menyampaikan dari hasil koordinasi dengan pengurus pondok bahwasannaya mereka bersepakat dan berkomitmen akan memberikan perlindungan kepada anak didik. Sekaligus menciptakan pondok pesantren serta sekolah yang ramah anak.
‘kami berharap agar semua Lembaga Pendidikan baik sekolah dan pondok pesantren, agar mematuhi SOP yang ada. Jangan ada kekerasan,’’ terangnya.
Dia juga meminta agar pondok menjadi tempat yang nyaman bagi anak, dalam mendapatkan ilmu pengetahuain.
“Stop kekerasan pada anak,” tegasnya. (Umi Duta)