Dutanusantara-Bukan hanya soal kecepatan menyampaikan informasi, media massa dituntut untuk kreatif,Inovatif dan juga adaptif. Hal itu penting agar bisa bersaing dengan media sosial.
Pers nasional mengalami kelesuan dampak disrupsi digital. Sehingga banyak perusahaan media cetak yang menghentikan usahanya. Industri media elektronik juga mengalami nasib serupa, jumlah pemirsa atau pendengar menurun.
Saat tumbuh banyak media online maka persaingannya juga luar biasa. Mereka saling berebut untuk mendapatkan iklan. Namun sayangnya kue yang dibagi pada masa ini juga banyak yang dinikmati medsos, termasuk influenser.
Pada kondisi ini selain media harus inovatif, kreatif, juga tidak boleh hanya fokus pada produk berita. Media disarankan untuk membikin acara atau kegiatan yang melibatkan masyarakat. Melalui cara ini maka bisa mendatangkan sponsor.
“Butuh ide-ide baru yang memungkinkan media tampil dengan wajah baru, agar lebih menarik pembaca atau pemirsa. Selain itu kreatifitas untuk membikin acara off air. ” kata Bupati Sugiri Sancoko pada acara sarasehan HPN 2024 dengan tema Mengawal kepemimpinan dan keutuhan bangsa : Bersama media meneguhkan Ponorogo hebat, Sabtu (9/3).
Kang Giripun memahami situasi bisnis media saat ini. Namun diingatkan harus tetap menjaga marwah jurnalistik. Kode etik wartawan Indonesia harus tetap dijaga dan ditaati.
Dikesempatan yang sama Kepala Dinas Kominfo Ponorogo Sapto Jatmiko mengatakan selain sarasehan media, pada HPN 2024 juga dilakukan penanaman pohon oleh Bupati Sugiri Sancoko, Wabub Lisdyarita, serta pejabat forpimda.
“Melalui HPN kita juga ingin mengajak masyarakat mewujudkan lingkungan hijau.” terangnya.
Hal ini juga seiring program bupati menanam 3 juta pohon di wilayah Kabupaten Ponorogo untuk penyelamatan lingkungan. Dinas Kominfo menyiapkan 100 bibit pohon pada HPN ini, seperti pohon apolkat, jambu, rambutan.
“Bibit tersebut juga dibagikan kepada para wartawan agar ditanam. Dengan begitu semua akan terlibat dalam penghijauan di Ponorogo” tukasnya. (de)
