Gelombang Unjuk Rasa dan Gerakan “Save Reog Ponorogo ” Meluas Tak Terbendung

DUTANUSANTARAFM.COM : Gelombang aksi unjuk rasa atas klaim reog adalah budaya Malyasia secara bergelombang bahkan taggar “Save Reog Ponorogo” terus meluas seakan tanpa batas diseluruh Indonesia baik secara langsung maupun di medsos. Di kota Ponorogo yang merupakan daerah kelahiran Seni Reog aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para seniman reog bersama masyarakat yang di dukung Kang Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan Wakil Bupati Bunda Lisdyarita dimulai sejak , Jumat malam ( 08/04/2022). Bertempat dikawasan Aloon- aloon kota Ponorogo, gelombang aksi berlanjut Sabtu malam (09/04/2022). Ada dua titik aksi unjuk rasa di Ponorogo pada Sabtu ( 09/04/2022 ) tersebut yaitu di Aloon- aloon kota Ponorogo dan di Bantarangin Kecamatan Kauman. Ribuan masyarakat Ponorogo , Magetan dan Madiun tanpa komando berdatangan ikut aksi solidaritas sebagai wujud kecintaan pada seni buadaya Reog sebagai kekayaan budaya Indonesia. Belasan dadak merak di gebyakkan , di iringi doa-doa dari ribuan masyarakat yang hadir dengan bau bunga minyak fanbo yang memohon ke paa Sang Maha Kuasa agar Menteri Pendidikan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim ,”teringat terus akan reog Ponorogo.
“ Kamis memohon kepada Sang Maha Kuasa agar Nadiem makarim itu teringat terus dengan reog Ponorogo, makan Ingat Reog, Tidur mimpi Reog dan bekerjapun ingat Reog. Apapun aktivitasnya dia selalau teringat reog . Karena Reog Itu Jiwa dan nadinya masyarakat Ponorogo maka harus dilindungi, “terang Muh. Yani, Pecita reog Ponorogo yang juga aktivis senior Ponorogo.
Di informasikan gelombang unjuk rasa ribuan seniman reog dan masyarakat Ponorogo dipicu kekecewaan kepada Menteri Pendidikan Riset dan Teknologi yang pada tahun 2022 ini tidak merekomendasikan Seni Reog menjadi Warisan Budaya tak benda di Ich Unesco. Kabarnya, Kementrian itu malah akan merekomendasikan Jamu ke ICH Unesco. Masyrkat Ponorogo sejak awal suah curiga aa permainan fullus dalam kasus ini, Mengingat di balik Jamu ada perusahaan , korporasi korporasi besar dengan fullus gehe. Sementara Seni Reog adalah kesenian rakyat berbasis rakyat. Di mungkinkan gelombang aksi ini akan terus berlanjut sampai tuntutan mereka untuk direkom di Ich Unesco di penuhi.
“Jamu boleh juga direkomendasikan tapi tidak urgen harus tahun 2022 ini. Paling Urgen dan mendesak adalah Seni Reog Ponorogo karean sudah beberapa kali di klaim oleh negara tetangga Malaysia reog selain itu kelesatariannya juga teracam akibat pandemi Covid-19. Saya curiga ada fullus dengan rekomendasi Jamu ini, “tegas Yani penuh emosional.
Hal senada juga disampaikan seniman sekaligus pecinta Reog Ponorogo asal Madiun Erik Ebastian yang ikut aksi unjuk rasa di Aloon-aloon Kota Ponorogo, Sabtu (09/04/2022). Menurutnya emerintah harus peduli dengan seni Reog Ponorogo yang telah menduni dan bukan hasil copy paste ini.
” Reog lahir asli dari Indonesia , lahirnya reog punya filosofi sejarah yang panjang mulai lahir sampai sekarang jadi bukan hasil copy paste . Saya berharap pemerintah peduli pada kekayaan budayannya yang telah mendunia ini. Jangan sampai di klaim oleh negara lain dan kita akan memperjuangkan bersama sampai diakui oleh ICH Unesco,” tegas Erik Ebastian. (wid)