Home / Hukum dan Politik / Kabar Kota Kita / Pariwisata

Senin, 2 November 2020 - 18:28 WIB

Evakuasi Barongan Bambu Di Dua Kecamatan Gunakan 2 Alat Berat

Dua Alat berat di gunakan untuk proses evakuasi sampah berupa barongan bambu yang menyumbat aliran air sungai di dua kecamatan di Ponorogo , Senin (02/11/2020)

Dua Alat berat di gunakan untuk proses evakuasi sampah berupa barongan bambu yang menyumbat aliran air sungai di dua kecamatan di Ponorogo , Senin (02/11/2020)

DUTANUSANTARAFM.COM : Hujan yang mengguyur  16 kecamatan di wilayah kabupaten  Ponorogo  semalam menyebabkan bencana berupa luapan air dan tanah longsor.  Hujan dengan intensitas   sedang  hingga tinggi  dalam waktu  cukup lama menyebabkan bencana tanah lonsor di  5 kecamatan . Diantarannya, kecamatan  Badengan, Pulung, Sooko, Pudak dan Sawoo. Selain tanah longsor, hujan lebat menyebabkan luapan aliran sungai di bebebrapa wilayah yang mengganggu  akses jalan. Bencana luapan air sungai terjadi di Desa Ngambakan Kecamatan Sukorejo dan Desa Brahu  Kecamatan Siman. Kedua lokasi itu  kondisinya sangat parah  sehingga BPBD menerjunkan 2 alat berat untuk  membersihkan tumpukan sampah, kayu- kayu dan barongan rumpun bambu.

Setyo Budiono Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Ponorogo mengungkapkan awalnya upaya evakuasi sampah yang menumpuk  disungai wilayah Sukorejo dan Siman dilakukan dengan cara manual. Namun ternyata tidak mampu dilakukan karena terlalu berat .

“Kedua lokasi tersebut  yang terparah terdampak luapan sungai bahkan ada rumah warga yang terasnya tergerus habis. Sehingga kita menurunkan 2 alat berat untuk mempercepat pembersihan. Ini juga dalam rangka antisipasi, jika hujan turun lagi tidak membahayakan, “ jelas Setyo Budiono.

Budi mengingatkan kepada masyarakat Ponorogo untuk lebih berhati hati dan waspada kedepannya . Karena hujan ini masih awal musim penghujan  dan dampaknya sudah menghawatirkan. Kedepan, intensitas hujan akan semakin tinggi. Maka, kewaspadaan harus lebih di tingkatkan .

“Pertama, jika rumah warga  yang berada tepi sungai  saya minta supaya  terus melakukan pembersihan sampah. Kedua, warga yang  rumahnya berada di kemiringan 30 derajat di dataran tinggi harus memperhatikan intensitas hujan , jika tinggi harus mencari tempat aman. Ke -tiga, jika di samping rumah ada pohon besar yang membahayakan maka diminta  untuk dipangkas. Dan terakhir , bagi masyarakat yang hidup di dataran tinggi dan menemukan rekahan tanah maka harus diwaspadai. Rekahan itu  jika kemasukan air hujan berpotensi menimbulkan longsor, “jelas Setyo Budiono. (wid)

Share :

Baca Juga

Highlight News

Monumen Ponorogo Zero Knalpot Brong bentuk “Reyog” diresmikan

Highlight News

Kasus Penganiayaan Santri  Nurul Tauhid , Polsek Nunggu Teradu Pulang

Highlight News

Tembok rumah warga Pohijo Sampung jebol, diterjang longsor

Highlight News

Empat Pengendara motor tergelincir akibat jalan licin oleh bbm solar

Highlight News

Warga Kunti Grudug Padepokan Nurul Tauhid Tuntut Penutupan

Highlight News

Longsor menutup akses menuju obyek wisata Telaga Ngebel

Highlight News

Calendar of Event 2025 Kabupaten Ponorogo, Bupati Sugiri masukkan dua agenda unggulan

Highlight News

Korban Penganiayaan Oleh Pimpinan Padepokan di Kunti Pertanyakan Kasusnya ke Polres Ponorogo