DUTANUSANTARAFM.COM: Kasus “Guru dan Kepala Sekolah Sak Karepe Dewe” di SDN Bringinan Kecamatan Jambon akhirnya menjadi bahan evaluasi dan menjawab salah satu penyebab kenapa banyak Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Ponorogo yang ditinggalkan masyarakat dalam menyekolahkan anaknya. Masyarakat tidak tertarik lagi dan lebih suka menyekolahkan anaknya si sekolah dasar berbasis agama , sekolah dasar swasta dan Pondok pesantren dibandingkan SDN. Padahal pemerintah telah memberikan fasilitas gedung, bebas biaya sekolah , beasiswa bagi yang miskin, seragam sekolah bagi siswa miskin namun semakin lama semakin banyak SDN yang tidak mendapatkan siswa pada Penerimaan Peserta Didik Baru. Akhirnya, banyak gedung SDN di Ponorogo yang kosong kemudian di regrouping. Untuk mengatasi masalah tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten onorogo akan meminta semua KS SD membuat program kerja.
“Kedepan, Kepala Sekolah harus membuat program kerja Dengan program kerja ini maka bisa dilihat inovasi yang di berikan dan inisiasinya apa nek sekolah gak payu. Jika sekolah hanya melakukan yang rutin-rutin saja maka akan jadi bumerang seperti sekarang ini, banyak sekolah gak dapat murid, “tegas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo Nurhadi Hanuri, Selasa ( 08/04/2022)
Hal senada juga disampaikan Anggota Komisi D Bidang Pendidikan dan Kesejahteraan DPRD Ponorogo Puryono. Menurut Puryono, tugas Penilik Sekolah memonitor, memberikan pembinaan dan pengarahan secara intensif . Harapannya setelah kejadian kasus SDN Bringinan mulai sekarang kinerjanya diperbaik. Jika tidak ada perbaikan perilaku semuanya maka punishment harus dijatuhkan kan .
“Aturan itu harus ditegakkan , jika sudah dimonitoring , di bimbing, di peringatkan masih sama ya harus diberikan punishment, ” jelasnya (wid)