DUTANUSANTARAFM.COM : Dalam sector pertanian hujan adalah berkah bagi petani padi . Namun tidak begitu pada petani tembakau. Hujan dengan intensitas tinggi adalah sesuatu yang dihindari bagi petani tembakau. Karean hujan dengan intensitas tinggi jika menggenangi tanaman tembakau dalam kurun waktu 4 jam saja sudah membuat tembakau layu dan mati. Hujan juga hal yang dihindari petani tembakau saat anen tiba , karean petani tembakau butuh panas minila 4 jam untuk mengeringkan rajangan tembakau yang dipanennya . Jika hujan datang meski hanya grimis jika mengenai jemuran tembakau maka akan menurunkan kualitas tembakau , yang akhirnya membuat harga jual menjadi turun drastis hingga 50 % lebih .
Dimusim penghujan seperti sekarang ini petani tembakau harus standby menunggui jemuran tembakaunya jika tidak ingin kecolongan. Karena hujan bisa datang setiap saat. Jika ingin aman dan selamat jemuran tembakaunnya maka harus ditunggui. Situasi ini dialami Kadirin (70 th) petani tembakau asal Desa Bringin Kecamatan Kauman. Kadirin sejak pagi tidak berani meninggalkan rumah karena punya tanggungan hamparan jemuran rajangan tembakau didepan rumahnya.
“Soalnya was-was mendung begini. Jika hujan tiba –tiba grodok datang kadang kita tidak sempat menyelematkan sebagain tembakau sehingga tembakau menjadi hitam dan kalau dijual di pabrik ditolak , “kata Kadirin kepada dutanusantarafm.com, Senin (01/11/2021)
Kadirin menyampaikan dirinya bersama saudarannya saat ini menanam tembakau dilahan seluas 4 kotak atau sekitar 5600 meter persegi. Posisi tembakau sudah mengalami panen sebanyak 4 kalai, dan diperkirakan masa panennya tinggal 2 kali lagi. Namun karena sekarang hujan maka membuatnya kebingungan untuk melakukan panen.
“Mau panen iku biduh, biduh itu dipanen bingung ora di panen ya bingung. Kalau di panen cuacannya tidak panas tidak bisa menjemur. Tapi kalau tidak di panen yang hitam daunnya jadi sama saja , “ungkap Kadirin. (wid)