Dutanusantara-Keberlanjutan sejumlah SDN di Kabupaten Ponorogo menghadapi permasalahan yang tidak mudah. Salah satunya berkaitan dengan fenomena semakin banyaknya SDN yang sepi peminat saat pendaftaran peserta didik baru (PPDB) dari tahun ke tahun.
Terbukti pada PPDB 2024 ini ada lima SDN yang tidak ada pendaftarnya, dan ada empat SDN yang hanya mendapatkan satu siswa kelas satu. Selain itu ada banyak SDN yang siswa kelas satunya tahun ini kurang dari lima siswa.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengaku prihatin dengan kondisi seperti itu. Menurutnya persoalan itu sudah lama menghantui pendidikan di SDN yang ada di Kabupaten Ponorogo, bahkan sebelum ia menjabat bupati Ponorogo.
“Sejak sebelum menjabat bupati persoalan itu coba kita carikan jalan keluar” ujar Kang Giri.
Agar permasalahan kelangsungan belajar di SDN itu tidak semakin memprihatinkan maka pemkab akan membahasnya bersama terkait. Rencananya ia bersama dinas pendidikan akan mengundang kepala desa, pihak sekolah, tokoh masyarakat, terkait lain untuk duduk bersama mencari solusi yang pas dan tepat.
“Harus dicarikan jalan tengah untuk dirumuskan bersama-sama sebagai solusi atas sejumlah persoalan yang dihadapi” imbuhnya.
Secara garis besar ada beberapa hal yang ikut mempengaruhi menurunnya minat menyekolahkan anak ke SDN. Antara lain ketertarikan orang tua dengan sekolah berbasis agama, sekolah terpadu, yang menurut mereka lebih tepat untuk kondisi saat ini.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SDN padahal berbagai upaya telah dilakukan oleh pemkab Ponorogo. Misalnya dengan membuat perda pendidikan dimana didalamnay ada pelajaran tanfidz, termasuk pembangunan dan perbaikan ratusan gedung SDN.
Bupati Sugiri juga tidak membantah jika keberhasilan program KB berpengaruh juga dengan keberlangsungan pendidikan. Angka kelahiran yang kecil anak yang bersekolah juga semakin berkurang.
“Kita tidak mau menyalahkan siapa-siapa dengan kondisi tersebut. Yang pasti kualitas pendidikan anak harus terus ditingkatkan” tukasnya. (de)
