Dutanusantarafm-Pasar hewan di Kabupaten Ponorogo tetap akan dioperasikan meski sejumlah kabupaten di Jawa Timur masuk dalam kategori wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), seperti Kabupaten Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, Lamongan dan juga Malang. Pemkab Ponorogo beralasan saat ini belum ditemukan kasus PMK yang menyerang ternak di Ponorogo.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko usai memimpin rapat Koordinasi penanganan PMK di Pusdalops pada Rabu (18/5) menyampaikan ekonomi dikhawatirkan akan lumpuh jika pasar hewan di Ponorogo ditutup.
“Kalau pasar hewan ditutup kasihan pedagang dan peternak, karena ekonomi bisa lumpuh” terangnya.
Sugiri mengatakan untuk langkah antisipasi agar tidak terjadi penularan PMK maka pemkab akan memperketat pengawasan di pintu masuk perbatassan dengan kabupaten lain. Pengetatan tersebut utamanya yang berbatasan dengan jalur pengiriman ternak dari daerah yang sudah ada wabah PMK. Dengan cara pengetatan seperti itu maka perdagangan ternak sapi di Ponorogo akan lebih mudah dikontrol dan diatur.
Hal penting yang saat ini dilakukan Pemkab Ponorogo adalah memberikan penjelasan kepada warga masyarakat untuk tidak panik, karena PMK bukan bakeri namun virus dan tidak menular ke manusia. Pada bagian lain tingkat kematian hewan akibat PMK juga sangat kecil berkisar 1 sampai 5 persen saja. Namun begitu pemerintah daerah perlu mengingatkan agar warga tetap waspada.
Sebelumnya Bupati Sugiri sudah menyampaikan ke Pemprov Jatim terkait upaya penanganan yang sudah dilakukan. Selain itu Pemkab Ponorogo juga telah mengajukan permintaan bantuan untuk vaksinasi, dan juga bantuan cairan desinfektan, Sugiri menambahkan pemerintah provinsi jatim berpesan agar Kabupaten Ponorogo bisa mempertahankan kondisi seperti sekarang pada titik nol kasus PMK.
”pesannya agar kondisi titik nol terus dipertahankan Ponorogo” tukasnya.(de)