DUTANUSANTARAFM.COM : Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi rumah tangga selain Air. Di Era millenial atau lebih keren disebut era 4.0 ini seharusnya masalah listrik sudah tidak lagi menjadi persoalan masyarakat terutama di Pulau Jawa termasuk di Jawa Timur. Namun kenyataan di lapangan masih banyak ratusan bahkan ribuan kepala keluarga yang rumahnya belum teraliri listrik. Atau, jikapun sudah mendapatkan pasokan listrik hanya dari hasil nyalur atau nyabang kepada tetangganya yang punya sp eedometer. Kenyataan ini terjadi di Dusun Mutih dan dusun Krajan Desa Wayang kecamatan Pulung yang setelah 30 tahun baru mendapatkan bantuan jaringan listrik bulan September 2021 ini.
Berdasarkan hasil penelusuran dan pantauan Dutanusantarafm.com dilapangan Jum’át (10/09/2021) banyak desa pinggiran lainnya di Ponorogo yang punya nasib yang sama seperti di Desa Wayang Kecamatan Pulung. Kondisi serupa juga terjadi di sebagian Desa Sriti , Temon, Tempuran Kecamatan Sawoo dan juga sebagian wilayah Desa Patik dan Desa Munggung Kecamatan Pulung.
Warsito ketua RT 02 RW.01 Dusun Dasri Desa Sriti Kecamatan Sawoo menyatakan bahwa jaringan listrik di lingkungannya sangat kecil karena satu tiang listrik digunakan untuk 18-20 kepala keluarga atau dialirkan ke 20 rumah. Itu pun rencananya masih akan ditarik kabel sepanjang 200 meter untuk warga Desa temon kecamatan Sawoo yang berbatasan dengan Desa Sriti. Karena warga desa temon tersebut juga kesulitan untuk mendapatkan aliran listrik karena belum ada jaringan yang nyampai diwilayahnya.
“Kita berharap ada kepedulian pemerintah untuk menambang jaringan listrik di sini. Karena di tengah pandemi ini bagaimana kita akan bekerja dari rumah kalo tidak ada listrik, Mau membuka usaha pertukangan tidak bisa karena listriknya untuk menggergaji saja tidak kuat , mau pertanian modern juga sulit karena untuk menggerakkan pompa air tidak ada listriknya, “terang Warsito.
Hal senada juga disampaikan Wito warga Dukuh Tawang Desa Sriti RT 01 RW 01 Kecamatan Sawoo mengakui masalah kabel yang tidak standar hasil pasang jaringan mandiri dengan daya yang kecil , jika untuk pertukangan jika menyalakan harus mematikan semua, untuk menanak nasi juga tidak bisa hanya untuk lampu penerangan saja. Kabel tersebut sejak tahun 1997 dan sekarang banyak yang sudah putus disambung warga sehingga sangat membahayakan .
n
Coba lihat kabel jaringan antar rumah di depan rumah saya ini, sudah putus –putus kemudian kita sambung . Ini sebenarnya membahayakan karena kabel ini dipasang sejak tahun 1997 sehingga sudah rapuh. Saya minta pemerintah membantu memasang jaringan baru. Kita sudah pernah mengajukan proposal ke PLN Ponorogo sejak tahun 2000 namun sampai sekarang belum ada realisasinya, “ungkap Wito. (wid)