Home / Hukum dan Politik

Sabtu, 8 Agustus 2020 - 20:49 WIB

Konvergensi Media Radio Wajib, Radio Harus Solutif

Dutanusantarafm,com- Tantangan yang dihadapi para pengelola radio di era 4.0 akan semakin berat, jika tidak segera menyesuaikan dengan perubahan dan dinamika yang ada saat ini. Karena itu konvergensi radio harus bersekutu dengan internet, dan media sosial .

Direktur utama Suara Surabaya Media Errol Jonathans mengatakan Radio harus bisa melayani segmentasi baru, yang tidak semata-mata menghasilkan produk audio tetapi konsep visual yang bisa dinikmati multi platform. Hal itu disampaikannya saat memberikan materi pada acara fasilitasi radio streaming berjaringan sebagai gerakan kolektif konvergensi media asosiasi forum diskusi radio Ponorogo, yang diselenggarkan UNIDA Gontor bekerjasama dengan Kementerian Riset Teknologi / Badan Riset dan inovasi nasional, (7-8/8/2020)

Menurut ketua standar profesional radio siaran PRSSNI jatim ini pendengar radio sudah mulai bergeser dari era 70an ke generasi X saat internet mulai muncul, yang disusul muncul generasi Y atau milineal . Perlahan-lahan genarasi 70 an akan hilang maka harus disiapkan konsep baru untuk pendengar milineal.
“ Karena itu media radio harus konvergensi, dimana konsep harus berubah tidak hanya audio tetapi juga teks, data, gambar, dan video. Agar nyambung dengan perilaku budaya generasi milenial yang mengkonsumsi media” ungkapnya.

Radio terestrial sendiri sampai saat ini keberadaanya masih sangat dibutuhkan , tetapi menyesuaikan dengan radio streaming atau radio internet adalah kewajiban. Karena dengan kemajuan iptek saat ini dan pola pengkonsumsi media yang berubah maka pengelola radio harus segera menyesuaikan dengan hal tersebut.
“Silahkan bermain di radio terrestrial tetapi radio streaming jangan diabaikan” ucap erol.

Hal penting bagi para pelaku industri kreatif, yakni bagaimana membuat sebuah program acara radio yang menarik dan bisa diminati pendengar atau pemirsanya. Paradigma radio saat ini bukan sekedar untuk informasi, edukasi dan hiburan, tetapi radio juga harus bisa jadi solusi bagi pendengar. Radio dalam versi pendengar atau masyarakat bisa menjawab atau memberi solusi atas permasalahan yang ada.

“Pengelola harus tahu pendengar butuh apa dari radio, kalau sekedar memberi informasi, hiburan, edukasi saat ini sudah banyak situs atau profider yang bisa dipilih. Artinya sekarang banyak media yang bisa dikonsumsi dan radio dengan karakteristiknya juga harus berubah jika ingin tetap eksis” jelasnya.

Kepada 4 radio peserta diskusi yaitu Radio duta nusantara, radio swargo, radio romansa dan radio songgolangit Erol meyakinkan bahwa radio tidak akan mati kecuali orang radio itu sendiri yang mematikanya. Melalui radio streaming radio tidak hanya didengar lokal tetapi menjadi global seluruh dunia. Untuk itu di era new media Radio streaming berjaringan menjadi sangat penting dan harus dibangun di Ponorogo .

“ Pendengar akan selalu merindukan radio . Selama Manusia bertelinga Radio tetap teman sejatinya” pungkasnya. (san)

Share :

Baca Juga

Hukum dan Politik

Droping air bersih di Ponorogo meluas hingga 8 kecamatan

Highlight News

Tabrak pohon di Badegan, Pengendara motor meninggal di tkp

Highlight News

Empat sumur dalam akan dibangun di 4 desa langganan kekeringan Ponorogo

Hukum dan Politik

Si Udin Jadi Buruan Media Gara- Gara Jadi Dewan PPP

Highlight News

Paska Dilantik, Ketua DPRD Ponorogo Ajak Para Anggota Dewan Tak Khianati Rakyat

Highlight News

Lagi-lagi head to head, Ipong mengaku deg-degan, merinding namun bahagia

Highlight News

KPU Ponorogo gandeng RSPAL dr.Ramelan untuk tes kesehtan paslon

Highlight News

Ali Mufthi Jabat Plt Ketua DPD Golkar Ponorogo