Dutanusantarafm- Lantai trotoar dalam proyek pembangunan pedestrian Jalan Gajah Mada Ponorogo akan berbeda dengan model lantai dalam proyek face off Jalan HOS Cokroaminoto, Jalan Jendral Sudirman, dan Jalan Urip Sumohardjo. Jika sebelumnya pada tiga jalur itu menggunakan lantai keramik dan granit, maka face off Jalan Gajah Mada model lantainya adalah decorative concrete stamp.
” Untuk trotoar Jalan Gajah Mada Ponorogo secara teknis sama dengan jalan Hos Cokroaminoto, Jendral Sudirman dan Urip Sumohardjo. Namun modelnya berbeda bukan lagi dominasi keramik dan granit namun model decorative concrete stamp,” terang Kepala Dinas PUPKP Ponorogo Jamus Kunto.
Trotoar model decorative concrete stamp adalah setelah trotoar diplester akan ditempel dengan alat cetakan. Selama dicetak lantai tidak boleh diinjak selama tiga sampai empat hari agar kering terlebih dahulu.
Jamus menambahkan dengan model trotoar decorative ini maka trotoar akan penuh corak dengan kreasi warna. Selain itu dalam kurun waktu selanjutnya akan lebih mudah dilakukan perawatan apabila ada lantai yang rusak.
“Jika lantainya granit atau keramik sepuluh tahun lagi mungkin sudah tidak ditemukan lagi model yang sama dengan yang dipasang saat ini. Atau karena warnanya sudah luntur, maka yang baru tidak bisa sama atau serasi lagi,” terangnya.
Ia juga meyakinkan bahwa face off Jalan Gajah Mada dengan lantai model decorative concrete stamp tidak akan kalah menarik dengan lantai geranit atau keramik.
“Nanti kalau sudah jadi bisa dilihat kok, Jalan Gajah Mada trotoarnya pasti tidak kalah cantik dan indah dengan trotoar lainnya di Ponorogo,” tukasnya.(de)
