PMK MELUAS, ANTIBIOTIK LANGKA PETERNAK KEBINGUNGAN

DUTANUSANTARAFM.COM : Penyebaran dan penularan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada sapi saat ini meluas lebih dari 9 Kecamtanan di Ponorogo. Dengan keterbatasan jumlah para medis veteriner di Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo yang hanya 13 dengan jumlah dokter 2 orang dengan jumlah sapi yang sakit ribuan ekor membuat pelayanan yang di berikan untuk mengatasi PMK dianggap kurang cepat oleh para peternak. Lurang cepat ini membuat jumlah sapi yang mati terus bertambah. Akhirnya peternak mengundang petugas medis veteriner swasta untuk melakukan pengobatan secara medis. Jumlah sapi yang sakit dan proses penyembuhan yang membutuhkan beberapa kali penyuntikan menyebabkan peternak kewalahan dalam hal biaya. Sehingga demi keselamatan ternaknya para peternak sekarang berburu obat –obatan di toko –toko peternakan untuk disuntikkan sendiri . Namun , obat-obatan yang dibutuhkan seperti Suspidon, vitol , prostrep 200 -250 langka di pasaran karena telah di borong petugas medis.
Eko Setyo Budianto peternak asal Desa Lembah Kecamatan Babadan, Rabu ( 15/06/2022) mengaku saat ini dirinya dan peternak lainnya kebingungan karena mencari obat –obatan tersebut di pasaran tidak ada . Menurut, pemilik kios obat –obatan habis di borong para petugas peternakan . Padahal ternak milik Eko ini jumlahnya 7 ekor dengan 2 ekot anak sapi yang baru berumur 3 minggu. Satu anak sapi sudah mati karena PMK. Sebelumnya sudah ditangani oleh paramedic swasta namun belum sembuh.
“Untuk Sapi yang terkena PMK ini informasinnya penyuntikan harus dilakukan 3 hari sekali . Jika sapi saya 7 dengan sekali suntik biayanya sekitar Rp. 70.000 – 100.000 ya berat . Makannya kita para peternak ingin menyuntik sendiri tapi ternyata obat –obatan itu langak di pasaran , “terang Eko.
Penyuntikan sendiri sangat di butuhkan peternak karena jika menunggu petugas medic veteriner baik pemerintah maupun swasta yang jumlahnya terbatas sedangakn jumah ternak yang terpapar jumlahnya ribuan dan terus bertambah menyebabkan petugas datangnya sangata terlambat . Kedatanagn mereka tidak bisa seketika namun berselang 1 hingga 2 hari kedepannya. Paahal karena menyangkut nyawa maka butuh kecepatan . Jika tidak cepat penyakit menjadi semakin parah dan lematian terjadi .
“Dengan kondisi darurat ini kalau pelu peternak dilatih untuk menyuntik sendiri dan kita siap dengan segala resikonnya. “tegas Eko. (wid)