Dinamika AktualHighlight NewsKabar Kota Kita
Trending

Penyebab Meledaknya Kasus PMK Di Pudak

DUTANUSANTARAFM.COM :  Para Kepala Desa di Kecamatan Pudak mengakui meledaknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kecamatan Pudak dengan populasi sapi perah dan sapi potong yang mencapai angka 15.000 ekor tidak bisa ditangani sendiri oleh satu kecamatan., Namun harus melaporkan dan melibatkan pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam  hal ini melapor langsung kepada  Bupati Ponorogo  Sugiri Sancoko . Sebelumnya sejak ditemukannya kasus aktif PMK dengan korban 1 sapi pada 26 Juni  2022, informasi terkait sudah adanya PMK di Pudak seakan ditutup tutupi. Bahkan  masyarakat diminta untuk tidak  membuat status atau mengupload di media sosial yang mereka punyai terkait PMK di Kecamatan Pudak. Bahkan kepala desa bersama camat  urunan untuk membeli obat mencoba pengendalian secara mandiri agar tidak meluas. Kesepakatan tak tertulis ini awalnya agar peternak tidak.panik namun ternyata wabah semakin meluas dan kemampuan mereka terbatas

“Tidak ada yang salah , semua berniat baik dan bekerja keras. Begitu pula pihak rekanan  juga memberikan bantuan dropping obat obatan dan vitamin untuk  mengobati yang sakit  dan meningkatkan imunitas sapi yang masih sehat. Namun kasus terus bertambah , “ungkap Tugiono, Kades  Tambang .

Hasil penelusuran dutanusantarafm.com ,  sampai tanggal 13-14 Juni laporan yang masuk  ke Bupati Ponorogo hanya 5 ekor sapi yang mati akibat PMK padahal  fakta dilapangan jumlah lebih besar  . Kuburan massal untuk sapi sudah  ada beberapa titik karena  di 6 desa di Kecamatan Pudak hampir tiap hari ada 3-8 sapi yang mati akibat PMK.  Belum  ditambah sapi yang disembelih paksa karena dalam kondisi kritis akibat PMK. Sapi terpaksa dipotong dan dijual ke pedagang untuk mengurangi tingkat kerugian peternak.

“Di desa Tambang adalah desa terkecil populasinya sapi,  yang mati sudah 10 ekor belum yang di potong paksa dan di jual karena kondiri kritis untuk mengurangi kerugian peternak. Kalau desanya besar yang mati jumlahnya lebih besa.  Total sampai Senin ( 06/2022) jumlah  sapi yang mati karena  PMK  termasuk yang di potong dan dijual ke jagal mencapai 500 ekor lebih , “terang Tugiono , Kepala Desa Tambang Kecamatan Pudak.

Tugiono  Kepala Desa Tambang mengakui  hal tersebut Senin (20/06/2022)  jelang kedatangan Kang Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko  yang akan berkantor di Kecamatan Pudak selama sepekan untuk percepatan pengendalian PMK tersebut.  Menurut Tugiono , bantuan dari pemerintah  datang 3 hari sejak  Jumat ( 17/06/2022) usai digelar hearing antara DPRD, Dinas Pertanian Peternakan  Ketahanan Pangan dan Perikanan  Ponorogo  dengan  peternak, kepala desa dan camat .Dewan akhirnya menyepakati mengeluarkan dana cadangan untuk kepentingan pengendalian wabah  PMK ini.

“Dari 500 ekor populasi sapi didesa tambang yang sakit 390 yang sudah ditangani 290  dan yang mati 10 ekor lebih an terus bertambah . itu belum termasuk yang mati karean potong paksa dan dijual ke jagal untuk mengurangi kerugian peternak, “terang Tugiono. (wid)

Tags
Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Close
Close