Home / Dinamika Aktual / Highlight News / Kabar Kota Kita

Jumat, 15 Juli 2022 - 20:43 WIB

DIPERTAHANKAN Harus Fleksible, Apa Perlu  Peternak Gali Kubur Sapi?

Agung Priyanto, anggota DPRD Ponorogo dari Fraksi PDI Perjuangan

Agung Priyanto, anggota DPRD Ponorogo dari Fraksi PDI Perjuangan

DUTANUSATARAFM.COM: Agung Priyanto, Anggota DPRD Ponorogo dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyampaikan jika Dipertahankan sulitkan peternak ditengah  bencana PMK.yang dialami akan memicu kemarahan warga . Hal tersebut disampaikan  Agung Priyanto anggota Dewan 5 periode karena sudah merasa  geram dengan fakta dilapangan soal data korban PMK  antara milik Dipertahankan dengan fakta lapangan yang tidak pernah sinkron. Bahkan geger di Kecamatan Pudak tidak.membuat Dinas Pertanian.melakukan evaluasi .Untuk mendapatkan penanganan jika ternak terinfeksi PMK dan jika mati  peternak  diminta melaporkan kasus melalui desa , desa selanjutnya akan melaporkan ke puskeswan dan puskeswan akan.menugaskan medis veterinernya terjun ke bawah sekaligus melakukan pendataan . Namun kenyataan malah menyakitkan peternak  niatnya mencari.keringanan dan bantuan malah  hanya dilempar sana sini .

“KLB ini,  memukul.ekonomi peternak..Di Pudak banyak yang mati jumlahnya seribuan begitu pula di wilayah bawah juga banyak yang mati  tapi tertanggal 11 Juli korban.sapi  masih 0 kadus mati.Sekarang  ini ada regulasi pemberian kompensasi jika datanya nol.tapi dilapangam banyak korban kan kasihan peternak ,”ungkap Agung Priyanto., Jumat (15/07/2022)

Lebih lanjut, harus dipastikan data ini agar mendapatkan bantuan.Regulasi kompensasi dari pemerintah bagi peternak ini demi  meringankan beban masyarakat . Sehingga validasi  data publik.dengan.data lapangan harus sinkron.

” Data itu harus benar jangan asal-asalan karena kunci dasar kebijakan. Sangat  ironis di Babadan sapi mati yang mati jumlahnya banyak tapi data  ekspos dipemerintah nol, ” kata Agung .

Begitu.pula dalam.menyikapi langkah cepat peternak mencari bantuan dokter atau mantri hewan swasta harus diketahui penyebabnya. Penyebabnya adalah keterbatasan dokter dan mantri hewan di Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Ponorogo.

” Kemarin sebelum dapat bantuan dari sejumlah universitas jumlah puskeswan hanya 3 , dokternya hewan hanya 3  mantri hewannya hanya 13. Jika  dibandingkan dengan wilayah yang dilayani yaitu 21 kecamatan dengan 307 desa /kelurahan apa ya nuntut? Peternak butuh cepat sehingga ternaknya terselamatkan kerugiannya.tidak lebih besar.Jangan malah.disalahkan , ” terang Agung Priyanto.

Untuk itu, Agung Priyanto meminta dinas lebih fleksible dalam.pendataan  agar mendapatkan  data valid bisa bekerjasama dengan BPP ,TNI , Polri dan Pemdes.

“Apa perlu kita ramai – ramai gali kubur sapi untuk membuktikan  jika iingin lebih percaya , ” tegas Agung Priyanto. (Wid)

 

 

Berita ini 9 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Dinamika Aktual

One Way Bikin Ojol Sering di Cancel Penumpang, BBM naik 30 %

Dinamika Aktual

Soal Video Pencabutan One Way, Bupati Itu Raja Gimmick

Dinamika Aktual

Banjir di Krebet Jambon Akibatkan Kerugian Belasan Juta Rupiah

Dinamika Aktual

Pohon Tumbang Tutup Akses Jalan Sampung- Magetan

Dinamika Aktual

Pohon Tumbang Menimpa Dapur Rumah Warga Banaran Pulung, Kondisi Rusak Parah

Dinamika Aktual

Begal Payudara Beraksi di Jenangan, Korban Terjatuh luka babras

Dinamika Aktual

Brigade Alsintan , Siap Cek Info Kelangkaan Alsintan Yang Sebabkan Petani Kesulitan Panen Padi

Dinamika Aktual

Penjualan Janur Ketupat di Pasar Legi Ponorogo Merosot Gegara Kwang Wung