Demi Tingkatkan SDM Pudak, Sekolah Peternakan Rela Dibayar Dengan Tletong

DUTANUSANTARAFM.COM: Ponorogo- Desa Pudak Wetan Kecamatan Pudak adalah daerah penghasil susu sapi. Sebagaian besar mata pencaharian masyarakat Kecataman Pudak adalah pertanian dan peternakan . Setiap kepala keluarga di Kecamatan Pudak memiliki peternakan sapi minimal 4 ekor sapi setiap rumahnya. Sehingga jumlah sapi di kecamatan Pudak melebihi jumlah penduduk disana. Besarnya peternakan sapi di wilayah Kecamatan Pudak ini menjadi pendongkrak ekonomi warga setempat , namun sekarang ini juga menimbulkan permasalahn terkait kotoran sapi yang di hasilkan juga cukup besar dan belum tertangani secara benar. Jumlah Sapi di Kecamatan Pudak saat ini mencapai 7000 ekor dan setiap satu ekor sapi menghasilkan sekiar 20 kg tletong perharinnya sehingga totla tletong perhari mencapai 140 ton Keterbatasan sumberdaya manusia karena pendidikan yang rendah menyebabkan kotoran sapi yang dihasilkan oleh semua peternak dibuang begitu saja ke sungai dan sawah sehingga menimbulkan pencemaran air yang sangat besar disana.
Dinas pertanian dan dinas lingkungan hidup kabupaten Ponorogo sebenarnya sudah memberikan pelatihan pembuatan pupuk organic dan biogas untuk mengatasi pembuangan kohe ke sungai tersebut namun pelatihan tersebut tidak berhasil merubah perilaku masyarakat sekitar. Kondisi ini membuat Ketua Yayasan SMK 1 Pemda Ponorogo,Imam Subaweh terpanggil untuk ikut peduli bagaimana mengatasi permasalah pembuangan limbah kotoran sapi yang luar biass besar di Kecamatan Pudak.
“ Jika dibiarkan pencemaran lingkungan ini akan semakin besar, meluas dan dampaknya akan buruk bagi sumber air bersih di kecamatan Pudak dan daerah bawahnya. Dan saya berpikir, ini hanya bisa diatasi dengan meningkatkan SDM anak -anak disana . Selama ini anak –anak disana banyak yang putus sekolah dan memilih membantu orang tuannya merumput, “terang Imam Subaweh.
Pendidikan yang minim, kesibukan siswa mencari rumput setiap paginya , kondisi geografis alam berpegunungan, ditambah akses kelembaga pendidikan yang sangat jauh memaksa mereka untuk putus. Ini menjadi salah satu penyebab , ketidak pahaman , keengganan dan kurangnya motivasi peternak untuk mengolah kotoran sapi . Mereka lebih memilih cara praktis dalam mengelola limbah kohe dengan membuang langsng ke sungai. Mereka tidak sadar cara ini merusak alam yang telah memberikan penghidupan kepada nya selama ini
“Akhirnya , kita berinisiatif membuka cabang sekolah peternakan di Pudak ini . Untuk memberikan support dan motivasi kepada anaka –anak agar mau bersekolah kembali pihak sekolah tidak menarik biaya alias gratiskan . Namun sebagai sarana edukasi para siswa membayar sekolah dengan menggunakan kotoran sapi (tlethong) untuk di olah sebagai pupuk organic, “ungkap Imam Subaweh.
Menggandeng Mustopo seorang pengusaha pupuk organic setempat , Sekolah peternakan Pudak yang merupakan cabang dari SMK I Pemda Ponorogo saat ini telah memiliki 44 siswa dan 6 pengajar. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan edukasi kepada siswa untuk peduli lingkungan,agar limbah kotoran sapi tidak mencemari sungai.
Imam Subaweh menjelaskan sekolah gratis ini mempunyai niatan karena mengahadapi tantangan pencemaran lingkungan terjadi akibat produksi kotoran limbah sapi perah. Sekaligus mengadakan edukasi melalui pendidikan formal dengan jurusan peternakan untuk mengolah hasil limbahnya menjadikan bahan baku pupuk kompos.
Agung Cahaya Ilham, salah satu siswa SMK 1 Pemda Ponorogo mengatakan bahwa program sekolah gratis dengan membayar kotoran sapi ini sangat membantu untuk terus melanjutkan sekolah. Bahkan selain bisa sekolah dirinya juga bisa ikut bekerja membuat pupuk organik.
“Seneng saya bisa sekolah lagi dan bisa juga bekerja apalagi bayarnya haya pakai kotoran sapi. Sebelumnya tidak bisa sekolah karena tidak punya biaya dan jauh lokasi sekolahannya, “kata Agung Cahaya .
Hal senada juga diungkapkan Difka Ayu . Difka mengaku sempat sekolah namun ptus ditengah jalan dengan alasan malas karean sekolahnya harus ke kecamatan Pulung yang jaraknya puluhak kilometer dari kecamatan Pudak.
“ Kalau sekolah disini selain dekat , pagi masih bisa bantu orang tua mengurus ternak,”terangnya. (Wid)